Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Cerpen : Mataku Juga Matanya

Senin, 25 November 2013

Cerpen : Mataku Juga Matanya

Kabarlamongan.com : Lamongan – Cerpen; Bagai hujan deras yang membasahi pipi dan dengan di iringi petir yang menusuk hati ,saat dunia berkata Hamid menutup mata dalam koma karena kecelakaan tai malam. Aisyah tidak tega melihatnya terbaring di ranjang dengan melewati masa-masa sumyi yang belum sadarkan duru
 Hari demi hari Aisyah lalui sendiri, tanpa Hamid yang tak seperti biasa, Hamid yang selali ceria. memberi kata-kata motivasi dan membuat semua orang tertawa dengan tingkah konyolnya serta Hamid juga yang pertama kali mengajari Aisyah tentang apa itu cinta. Namun dalam setiap sujud Aisyah tak luput do’a kesembuhan untuknya.
Bagai hujan deras yang membasahi pipi dan dengan di iringi petir yang menusuk hati ,saat dunia berkata Hamid menutup mata dalam koma karena kecelakaan tadi malam. Aisyah tidak tega melihatnya terbaring di ranjang dengan melewati masa-masa sunyi yang belum sadarkan diri Hari demi hari Aisyah lalui sendiri, tanpa Hamid yang tak seperti biasa, Hamid yang selalu ceria. memberi kata-kata motivasi dan membuat semua orang tertawa dengan tingkah konyolnya serta Hamid juga yang pertama kali mengajari Aisyah tentang apa itu cinta. Namun dalam setiap sujud Aisyah tak luput do’a kesembuhan untuknya.
 Titit…titit” suara Hp membuyarkan lamuan Aisyah dan betapa terkejutnya ia membaca inbox yang berisi bahwa Hamid menang melawan masa komanya, lalu Aisyah segera bergegas menuju Rumah Sakit dimana Hamid dirawat. Setelah sampai di depan kamar, Aisyah melihat banyak sekali sahabat-sahabat akrab Hamid disana.
“ Assalamu’alaikum…”
 “ Wa’alaikum salam ” serempak sahabat-sahabt Hamid menjawab salam Aisyah, lalu satu persatu sahabatnya pulang dam kini hanya ada Aisyah, Hamid dan Ridwan sahabat karib Hamid sejak kecil.
“ Bagaimana kondisi kakak “ Tanya Aisyah kepada Hamid yang dari tadi diam dengan pandangan kosong.
“ Buruk “ jawab Hamid singkat
“ Kenapa “
 “ Aku bukanlah Hamid yang dulu, kini semua berbeda, tak ada harapan untuk masa depan “
 “ Maksudnya “ Tanya Aisyah dengan kebingungan.
“ Sekarang aku tidak bisa melihat indahnya dunia, walau hanya secercah cahaya dan kakiku juga tidak bisa menginjak tanah untuk melangkah.” Jawab Hamid dengan penuh kesedihan di wajahnya.
“ Jadi…” Belum selesai Aisyah menjawab. Hamid sudah memotong pembicaraanya seakan-akan tahu apa yang akan Aisyah katakan.

Cerpen : Mataku Juga Matanya

“ Ya, aku buta dan lumpuh Sekarang aku melangkah dengan perasaan dan berjalan sambil menggunakan empat roda.”jawab Hamid dengan sedikit senyum yang mencerminkan kepedihan sedangkan Ridwan yang dari tadi menjaga diamnya lalu membiarkan perlahan-lahan air matanya brelomba-lomba menetes begitu saja.
Seusai Hamid keluar dari Rumah Sakit. Dia ingin bertemu dengan Aisyah di taman, katanya ada yang ingin Hamid sampaikan. Entah apa, Aisyah juga tidak tau tapi Aisyah berharap kabar baik yang ingin ia dengar. Setelah sampai di taman Aisyah melihat Hamid yang duduk di kursi roda dengan di temani Ridwan disampingnya. Aisyah tidak tega melihat kondisi Hamid yang sekarang ini. Namun semua itu tidak mengubah sedikitpun rasa dihatinya, setelah itu Aisyah mendekati mereka lalu mengawali pembicaraan.
“ Maaf, membuat kakak menunggu. “ kata Aisyah kepada Hamid dan Ridwan
 “ Tidak Aisyah, kami juga baru datang.”jawab Ridwan dengan nada santai.
 “ Aisyah.”
 “ Ya kak ada apa, apa yang ingin kakak sampaikan kepadaku. “ Tanya Aisyah kepada Hamid
 “ Ku rasa mungkin hubungan kita (Ta’arufan) sudah cukup sampai disini, Aisyah kamu kan tau sendiri dengan kondisi ku yang sekarang ini tidak ada yang bisa di harapkan.Aku cacat. “ panjang lebar Hamid menjawab pertanyaan Aisyah.
 “ Tapi bagiku fisik bukanlah sgalanya dan dimataku kak Hamid tetap sempurna. Aku menyukai kaka apa adanya, kakak yang pertama di hidupku dan aku ingin kakak yang jadi calon imamku kak. “jawab Aisyah dengan linangan air mata.
“ Aku juga menyukaimu Aisyah, tapi maaf carilah penggantiku yang pantas untukmu. “ jawab Hamid walau berat mengungkapkannya.
Lalu Hamid dan Ridwan berlalu meninggalkan Aisyah sendiri dengan air matanya. Semenjak kejadian itu keduanya tidak pernah berkomunikasi apalagi memberi kabar satu sama lain. Walaupun keduanya saling menyukainya, suatu hari ada seseorang yang mau mendonorkan matanya untuk Hamid. Ketika Hamid sudah bias melihat kembali. Ia ingin menemui Aisyah karena Hamid merindukanya dan masih sangat menyukainya.
“ Hamiddd.” Teriak Ridwan memanggil Hamid yang akan pergi menemui Aisyah.
“ ( Sambil menyodorkan sebuah surat ) Dari Aisyah sebelum dia meninggal. “
 “ Apa, Aisyah meninggal, tidak mungkin kau pasti bercandakan Ridwan.”jawab Hamid yang seolah-olah takpercaya.
 “ Baca saja suratnya. “ suruh Ridwan kepada Hamid. Lalu perlahan-lahan Hamid membuka surat itu dan membacanya.
“Assalamu’alaikum…Mungkin setelah kak Hamid membaca surat ini. Aku sudah tidak ada, karena penyakit kanker hati yang ku derita ini tidak bisa disembuhkan lagi. Tapi aku senang bias mengenal kakak, terima kasih atas kata-kata motivasinya dan sgala tingkah konyol kakak yang selalu membuat ku tertawa. Tak lupa juga terima kasih telah mengajariku tentang apa itu cinta. Aku menyukai kakak apa adanya dan itu semua karma ALLAH dan hari ini adalah hari terakhirku menghirup udara di bumi karena aku sudah tidak kuat menahan kanker hati ini. Walaupun aku tlah tiada namun aku masih bisa melihat dunia, karena MATAKU JUGA MATA kakak. Jaga baik-baik ya kak, karena mataku akan menemani kakak untuk melihat dunia ini kembali,,,Dariku Aisyah.”
Setelah Hamid membaca surat dari Aisyah, air matanya deras mengalir beitu saja dan sekarang dia mengerti siapa pendonor mata untuknya.Yaitu tak lain adalah Aisyah. Mata yang memancarkan keindahan itu sekarang tema baginya saat melihat dunia ketika suka dan duka.
By ; Ita ayu ningsih ( Siswi XI-Bahasa SMA RAUDLATULMUTA’ALIMIN )

Cerpen : Mataku Juga MatanyaCerpen : Mataku Juga MatanyaCerpen : Mataku Juga MatanyaCerpen : Mataku Juga MatanyaCerpen : Mataku Juga Matanya

Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.