Kisah gus Dur
Senin, 01 Oktober 2012
JOMBANG-Kisah mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang penuh warna. Selain pernah menjabat sebagai Ketua Umum PBNU, Gus Dur juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Darul Ulum (Undar), sebuah perguruan tinggi swasta di Jombang, pada awal 2003-an.
Kendati saat itu sempat terjadi kontroversi dan memunculkan dualisne kepemimpinan Undar, namun sikap atau keputusannya yang bersedia menjadi rektor perguruan tinggi swasta yang tidak tergolong besar memberikan kesan tersendiri bagi sejumlah alumni.
Itu sebabnya, sejumlah alumni Undar menggelar peringatan seribu hari wafatnya Gus Dur di halaman kampus Undar, Minggu (30/9/2012). Hadir dalam acara itu Helmi Faishal Zaini, alumni Undar yang menjabat sebagai Menteri PDT (Pembangunan Daerah Tertinggal).
Helmi dalam kesan-kesannya mengatakan, Undar di era 1990-an merupakan basis aktivis pro demokrasi. Sampai-sampai, dalam pertemuan aktivis tingkat nasional Undar sering diplesetkan singkatan dari Universitas Demonstran Anti Rezim.
Selain itu ada keunikan lain di kampus yang berlokasi di Jalan Merdeka itu. Yakni, Undar didirikan tiga unsur yang kerap disebut trisula. Yaktu, jamaah tarikat, pondok pesantren, serta sivitas akademika kampus.
"Hal-hal seperti itulah yang membuat tokoh besar sekaliber Gus Dur bersedia memimpin Undar. Gus Dur melihat Undar kampus unik. Apalagi, Gus Dur cukup dekat pendiri Undar, mendiang KH Mustain Romly," terang Helmi Faishal.
Diungkap juga, Undar merupakan miniatur dari Indonesia. Kampus bisa diartikan komunitas terdidik, pondok pesantren diartikan kelompok civil society, dan jamaah tarikat diartikan kelompok spiritual. Indonesia ini, lanjut Helmi, juga terdiri dari tiga elemen tersebut.
Gus Dur sendiri menjabat sebagai rektor setelah lengser dari kursi presiden, tepatnya awal 2003-an. Selama itu banyak hal yang sudah dilakukan oleh tokoh pluralis tersebut. Salah satunya adalah memperkaya perpustakaan Undar dengan buku-buku berbobot.
Acara seribu hari Gus Dur di Undar itu berlangsung cukup khidmat. Selain mahasiswa, ratusan alumni juga hadir dalam acara tersebut. Usai pembacaaan doa untuk Gus Dur, Menteri PDT Helmi serta seluruh hadirin menyanyikan mars Undar secara bersama-sama.
"Alhamdulillah saya masih hafal mars Undar. Karena di kampus inilah saya dididik dan digembleng," pungkas menteri yang juga pernah dekat dengan Gus Dur ini.
Yusuf Wibisono, salah satu alumnus mengaku, saat Gus Dur jadi rektor di Undar, dia sudah lulus, sehingga tidak pernah merasakan kepemimpinan Gus Dur. Kendati demikian, Yusuf mengagumi sikap Gus Dur.
“Gus Dur itu cermin pemimpin yang ikhlas. Ibratanya di mana saja asal bisa membaqwaq manfaat bagi bangsa akan diterimanya,” kata Yusuf Wibisono.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami