Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Petani Tembakau Terncam Gatot

Senin, 26 Agustus 2013

Kabarlamongan.com: Lamongan- Mundurnya musim tanam tembakau membuat petani di wilayah Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan, terancam kerugian besar. Musim tanam yang seharusnya dilaksanakan pada Mei–Juni, mundur pada Juli–Agustus ini akibat pada saat itu curah hujan masih cukup tinggi.

Karena mundurnya waktu tanam itu, dipastikan saat panen nanti, harga tembakau akan jatuh. Sebab, perusahaan rokok yang selama ini membeli hasil panen mereka tidak melakukan pembelian lagi karena gudangnya sudah penuh.

Padahal, saat ini,  mayoritas petani di sembilan desa di kecamatan eks seismik Blok Nona yang dikelola Pertamina Eksplorasi dan Produksi (PEP) itu menanami lahan pertaniannya dengan tembakau.

“Karena musim panen nanti tidak tepat waktunya, harga tembaku sudah bisa dipastikan terjun bebas,” kata Basar, petani asal Desa Bluluk, Minggu (25/8).

Jika harga normal, tembakau rajangan di sana terjual di kisaran Rp 35 ribu/kilogram. Namun, karena musim panen yang tidak tepat, harga bisa jatuh hingga Rp 15 ribu/kilogram.  Padahal untuk perawatan tembakau itu relatif sulit.

Selain harus rajin menyiangi tanaman dan serangan hama, petani juga mesti rajin menyiram setiap pagi. Ironis lagi, sebagian besar wilayah di Kecamatan Bluluk sangat sulit mendapatkan irigasi.

Sebab, pertanian di Kecamatan Bluluk merupakan tadah hujan. Agar bisa bercocok tanam saat musim kemarau, warga harus membuat sumur yang kedalamannya mencapai 30-70 meter.

“Setiap hari harus telaten ngangsu (menimba air) dari sumur untuk nyiram tembakau, Mas,” kata petani lainnya, Kholik.

Lelaki bertubuh kerempeng ini sadar jika nanti harga tembakaunya akan jatuh akibat tanam salah musim. “Pasrah saja, Mas. Memang sudah nasib jadi petani,” pungkasnya. (Gus/BM)
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.