Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

90 Tahun Berjuang Untuk Indonesia

Kamis, 07 Februari 2013

Kabarlamongan.com: Sebagai upaya untuk melanjutkan dan mempersatukan yang tumbuh dan berkembang semenjak abad ke-5 masehi, maka pada 31 Januari 1926 M atau yang tepatnya 16 Rajab 1344 H organisasi social masyarakat yang bernama Nahdlatul Ulama didirikan.

Nahdlatul Ulama bersama kekuatan nasionalisme yang tumbuh dari sedikit kaum elit baru pasca politik-etis, merumuskan cita-cita Indonesia merdeka, dan bersama-sama memperjuangkannya hingga akhirnya kemerdekaan politik diraih.

Melalui Khittahnya, perjuangan ke arah transformasi sosial yang menyeluruh telah direalisasikan NU. Karena itu, NU hakikatnya merupakan gerakan sosial (social movement), yang mempunyai cita-cita sosialnya serta cara-cara mewujudkannya. Gerakan sosial selalu berhimpitan dengan politik. Jauh atau dekat dengan politik, tergantung kesempatan politik yang ada.

Khittah NU bertumpu pada fikrah nahdliyah yang menjadi landasan kuat bagi pandangan hidup dan perilaku yang moderat dan seimbang, menolak segala bentuk kemutlakan ekstrem dalam tindakan sosial.
2013, peringatan Harlah NU bukanlah sebuah kewajiban atau bahkan ajaran, akan tetapi sebuah tradisi yang perlu di lestarikan oleh para pewaris perjuangan kiyai Nahdliyin.

Peringatan Harlah NU tidak diselenggarakan demi rutinitas saja, tetapi menjadi momen penegak tonggak sejarah. Peringatan Harlah ke-35 pada 31 Januari 1959 misalnya, diselenggarakan secara besar-besaran sebagai upaya mengkonsolidasi diri sebagai upaya untuk merespon keadaan negara yang dalam keadaan darurat saat pertikaian antara ideologi tak bisa diatasi sehingga Konstituante mengalami jalan buntu.

Saat itu, tidak hanya sebagai unjuk kekuatan, tetapi merupakan respon terhadap keadaan negara. Ada agenda besar yang diusulkan dalam harlah pada waktu itu. Pertama, mengusulkan adanya integrasi Islam Pancasila atau Pancasila Islam sebagai upaya untuk mengeliminir Pancasila ala PKI, yakni Pancasila gadungan. Kedua NU mengusulkan agar status negara dalam bahaya SOB dicabut karena sangat menyulitkan gerak organisasi dalam melaksanakan pendidikan dan dakwah. Ketiga NU mengusulkan agar Piagam Jakarta tidak hanya dijadikan dokumen historis, yang tidak berfungsi aktif, melainkan harus menjadi jiwa dari UUD 1945.

Disisi lain, pertarungan oligarchy politik serta ekonomi 2014 tampaknya akan mempengaruhi berbagai kebijakan serta Khittah NU sendiri.

Untuk itu, di usia yang mencapai hamper satu abad ini, NU diharapkan mampu menjadi pendamping pemerintah untuk menjadikan masyarakat Indonesia makmur, sejahtera bersih dari pemimpin yang dholim dan tidak bertanggung jawab. Selamat hari lahir NU yang ke-90. (Zain)
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.