Jakarta: Awaluddin dan Andika, tersangka kasus
pelemparan bom pipa ke arah Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin
Limpo, sudah lama masuk dalam daftar target Detasemen Khusus 88
Antiteror Mabes Polri. Mereka diburu karena diduga terkait jaringan
Poso.
"Jadi dua orang ini target yang sudah ditetapkan Densus 88 ketika
dilakukan upaya-upaya survaillance," kata Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar di Mabes Polri,
Jakarta, Senin (12/11).
Menurut Boy, keduanya pernah mengikuti pelatihan ala militer di kawasan
Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso. Mereka lalu terpantau pindah ke
provinsi lain karena polisi menggencarkan razia dan patroli di sekitar
kawasan tempat mereka berlatih.
"Pernah kami sampaikan, ketika intens dilakukan razia, banyak dari
mereka yang meninggalkan Poso. Dari kelompok yang meninggalkan Poso, di
antaranya pergi ke Sulawesi Selatan. Kami pernah sampaikan ada misi-misi
di luar Poso," jelas Boy.
Boy juga mengatakan, kelompok mereka juga terdeteksi merencanakan aksi
teror di Makassar. Targetnya unsur pemerintahan dan kepolisian. Menurut
Boy, hal ini sudah diingatkan kepada pihak-pihak terkait.
Gubernur Sulsel Syahril Yasin Limpo dilempari bom pipa saat acara jalan
santai memeringati HUT ke-48 Golkar di Monumen Mandala Makassar, Ahad
kemarin. Bom dilempar saat Syahril bernyanyi di panggung. Untungnya bom
tidak meledak.
Polisi kemudian menangkap tersangka pelemparan, Awaluddin. Darinya
disita bom pipa, senjata api Revolver, dan 5 butir amunisi. Satu jam
kemudian, polisi menciduk Andika tak jauh dari lokasi. Polisi menyita
satu pistol dari pria asal Bone tersebut.
Keduanya kini menjalani pemeriksaan intensif di Polda Sulselbar. Motif
dan kelompok mereka masih didalami. Densus 88 juga mengejar sejumlah
orang lainnya yang diduga terlibat kasus tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami