Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Pameran Batik Di Jalan

Rabu, 03 Oktober 2012


Semarang: Empat desainer ternama Kota Semarang, Jawa Tengah, memamerkan karya eksploratif batiknya dalam pergelaran bertajuk "Semarang Batik Fashion on The Street" di pinggir jalan.

Pergelaran peragaan busana batik itu digelar di Jalan Pemuda Semarang, depan Hotel Novotel Semarang, Selasa (2/10). Pergelaran itu mampu menarik perhatian para pengendara yang lewat.

Empat desainer kenamaan Semarang itu yakni Intan Avantie, Dana Rahardja, Ferry Setiawan, dan Ina Priyono. Masing-masing mengusung konsep desain batik tersendiri dengan menonjolkan ciri khas setiap desainer.

Ferry Setiawan memilih desain dengan permainan motif lawas yang diselipkan sedikit unsur modern seperti renda di bagian ujung gaun berpadu rok asimetris. Tak lupa, ia juga menyematkan kalung etnik untuk menghiasi leher jenjang para modelnya.

Intan Avantie memasukkan kain batik berbentuk gendongan berpadu dengan motif batik parang dalam beberapa busana desainnya. Batik berwarna tanah juga sesekali dipadukan sebagai pelembut warna.

Sebelum para model profesional berjalan di atas catwalk. Para model dadakan yang terdiri atas karyawan Hotel Novotel Semarang dan para istri pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Kota Semarang juga ikut beraksi.

Para model "dadakan" di bawah bimbingan penata model Totok Sahak itu terlihat lincah berlenggak-lenggok memamerkan busana hasil desain Ferry Setiawan.

Public Relation Coordinator Hotel Novotel Semarang Audrey Stella menjelaskan, pergelaran berkonsep "fashion on the street" itu memang dilakukan untuk menarik minat masyarakat untuk menonton.

"Kalau kami gelar di dalam hotel, mungkin tidak banyak masyarakat mau menonton karena beranggapan harus bayar, mahal, dan sebagainya. Karena itu, kami gelar di depan hotel agar siapa saja bisa menonton," katanya.

Menurutnya, pergelaran busana batik yang menggandeng empat desainer Semarang itu untuk mengeksplorasi kekayaan desain batik Indonesia, sekaligus memeringati Hari Batik setiap 2 Oktober.

"Setiap desainer punya ciri khas. Ferry cenderung ke etnik, Intan membawakan karya ibunya (Anne Avantie) yang berkesan 'njawani', Ina memadukan busana muslim dan batik, sementara Dana lebih ke anak muda," kata Stella.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.