Banyak pengguna sepeda motor yang tidak mengenakan helm dan parkir di sembarang tempat. “Kedepan perlu ditata lagi agar fitur keselamatan helm ini bisa menjadi sebuah kebutuhan. Bukan sekedar untuk memenuhi aturan, “tegas Ketua Tim Penilai Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) tingkat nasional, J E Wahyuningrum saat memaparkan hasil penilaian tahap kedua, di Ruang Sasana Nayaka Pemkab, Rabu (31/10/2012).
Dia juga menyoroti tingkat kedisiplinan penggunan jalan. Saat siang hari, pengguna jalan cukup disiplin dalam berlalu lintas. Seperti mengenakan helm untuk pengendara kendaraan roda dua dan menggunakan sabuk pengaman bagi pengguna mobil. Namun kenyataan berbeda terlihat ketika sore hari, kedisplinan itu mulai turun dan mengendur.
Menyinggung hak pejalan kaki yang seharusnya memanfaatkan keberadaan trotar harus dipenuhi. Pejalan kaki adalah hirarki tertinggi sebagai pengguna jalan. Sehingga fasilitasnya harus dipenuhi dan diutamakan. J E Wahyuningrum bersama tiga orang anggota tim penilai WTN nasional itu juga memaparkan hasil penilaian lapangan kondisi transportasi perkotaan di Lamongan. Pemaparan pagi itu adalah penilaian tahap akhir dari tiga tahapan penilaian WTN.
“Pejalan kaki menempati hirarki tertinggi sebagai pengguna jalan. Sementara pengguna kendaraan pribadi menempati hirarki terendah. Sehingga fasiltas bagi pejalan kaki ini harus diutamakan dan dipenuhi, “ungkapnya.
Fadeli Bupati mengakui tim penilai lebih jeli dalam melihat kondisi fasilitas lalu lintas di Lamongan. Dia optimis koreksi dari tim penilai akan segera ditindaklanjuti oleh SKPD terkait. “Kunjungan tim penilai hari ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja kami. Semoga penghargaan WTN bisa menjadi pendamping Adipura keenam berturut-turut yang diraih Lamongan, “ ungkap Fadeli yang didampingi Sekkab Yuhronur Efendi, Wakapolres Kompol Tony Sugianto dan anggota Forum Lalu lintas Lamongan.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami