Hadir pula dalam acara itu, antara lain Menteri Perindustrian MS Hidayat, Dirjen Migas Kementerian Enegeri dan Sumber Daya Minerak Evita Legowo, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Andy Sommeng, Wakil Komisi VII DPR Zainudin Amali, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, dan Presiden Asosiasi Elpiji Dunia Ramon de Luis Serrano.
Ini kedua kalinya forum tersebut digelar di Bali. Yang pertama dilakukan tahun 1996. Bertindak sebagai tuan rumah adalah Pertamina sebagai wakil Indonesia. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, konferensi tersebut memiliki nilai strategis bagi Indonesia, yakni menunjukkan keberhasilan program konversi minyak tanah ke elpiji.
"Program konversi minyak tanah ke elpiji di Indonesia menjadi catatan penting di dunia yang belum pernah dicapai negara manapun," ujarnya. Menurut dia, dalam waktu singkat Indonesia mampu menekan
penggunaan minyak tanah yang memakan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) terbesar, yakni hingga Rp70 triliun per tahun ke elpiji.
Indonesia, kata dia, berhasil mencapai tiga manfaat sekaligus dalam program konversi elpiji ke minyak tanah, yakni mengurangi subsidi, mengurangi kemiskinan, dan mewujudkan "clean" energi.
Selain menempatkan Indonesia sebagai "role model" program konversi minyak tanah ke elpiji, lanjut Hanung, forum akan memberikan berbagai perkembangan teknologi terkini dalam bisnis elpiji, serta pengeloaan bisnis elpiji yang baik dan benar dengan mengedepankan unsur keselamatan.
"Kita akan melakukan yang terbaik, mudah-mudahkan akan memberikan nilai positif bagi bangsa Indonesia, karena forum ini dihadiri ribuan peserta, dan diharapkan sektor wisata di Bali yang sudah terkenal, akan semakin dikenal dunia," ujar Hanung.


0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami