Puskaptis: Jokowi Mampu Ambil Suara Swing Voters

Jakarta - Pasangan Calon Gubernur DKI dan Wakil, Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mampu mengambil suara swing voter yang merupakan kalangan pemula dan menengah.
Hal ini dikatakan oleh Direktur Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategi (puskaptis), Husin Yazid. Menurutnya sebaran putaran pertama tidak jauh berbeda dengan putaran kedua Pilkada DKI.
"Rilis hasil quick count di 44 kec, 194 kelurahan, 340 RW, dan 340 RT, menempatkan pasangan Joko Widodo - Basuki dengan 53,48% suara dan pasangan Fauzi Bowo - Nachrowi 46,52%," ujar Husin, Kamis (20/9/2012).
Dengan hasil sebaran pasangan Fauzi - Nachrowi di Jakarta Pusat 46% suara, Jakarta Timur 45% suara, Jakarta Selatan 47% suara, Jakarta Barat 49% suara, dan Jakarta Utara 46% suara, yang dikalkulasikan menjadi 46,52%. Sementara pasangan Jokowi - Ahok di Jakarta Pusat 54% suara, Jakarta Timur 55% suara, Jakarta Selatan 53% suara, Jakarta Barat 51% suara, Jakarta Utara 54% suara, dikalkulasi menjadi 53,48% suara.
Sebelumnya Puskaptis sudah menginformasikan pasangan mana yang mampu mengambil swingvoter maka pasangan tersebut yang akan memenangi Pilkada DKI, dan ternyata pasangan Jokowi - Ahok yg mampu meraih suara swingvoter. Terjadi pergeseran masyarakat dalam mencari figur dari yang beraliran figur pemimpin yang populis dan elit namun ternyata beralih ke figur populis dan kemungkinan bisa terjadi di pilpres 2014.
Selain itu juga kelemahan dari pasangan Fauzi - Nachrowi yaitu mesin politiknya kurang bekerja, daya dorong untuk menarik suara publik kurang. Artinya, basis pasangan Cagub nomor urut satu kurang tergarap secara maksimal.
Husin mengatakan Pilkada DKI bisa ditiru dan menjadi acuan secara nasional. Mulai dari proses pendaftaran, pendataan, pelaksanaan dan persiapan menghadapi putaran kedua (sosialisasi dan debat publik) bisa dikatakan pelaksanaan pilkada DKI aman, jujur dan independen. "Artinya pelaksanaan Pilkada DKI bisa dijadikan barometer terhadap pilkada daerah lain," tandasnya.