Ditemukan Komplek Irigasi Purba Lebih Tua Dari Jaman Airlangga
Sabtu, 08 September 2012
KEDIRI - Komplek bangunan irigasi dan altar purba yang ditemukan di Desa Pagu Kecamatan Wates Kabupaten Kediri ditengarai memiliki umur yang sangat tua. Bahkan bangunan tersebut diduga dibangun jauh sebelum raja Airlangga berkuasa di kerajaan Kahuripan atau sebelum abad X.
Perkiraan ini muncul setelah bahan bangunan berupa batu bata diamati. Berbeda dengan batu bata pada umumnya, batu bata yang digunakan sebagai bahan penyusun bangunan lebih panjang dan tebal. Di beberapa titik bangunan, tim BP 3 Trowulan menemukan batu bata yang panjangnya berkisar antara 36 cm - 48 cm. Ada pula temuan bahan penyusun bangunan yang terbuat dari batu padas yang langsung dibentuk.
"Kami memang menemukan batu bata dengan ukuran yang sangat panjang yang dipakai untuk menyusun lantai. Dari penelitian para ahli, memang semakin panjang dan tebal batu bata, maka umur bangunan akan semakin tua," ujar Nugroho, salah satu arkeolog dari BP 3 Trowulan pada Surya, Sabtu (8/9/2012).
Selain itu, komplek bangunan irigasi tersebut juga tertimbun oleh abu vulkanik dan material letusan gunung berapi. Bahkan timbunan tersebut mencapai empat lapisan dengan ketinggian mencapai dua meter dari ujung struktur bangunan yang ditemukan. Hal ini menjadi petunjuk umur bangunan yang diperkirakan jauh lebih tua dibanding peninggalan purbakala dari jaman Majapahit yang banyak ditemukan di wilayah Jawa Timur.
Namun yang jelas, kawasan penemuan bangunan ini dulunya merupakan sentra pertanian sehingga dikelilingi saluran air. Belum ditemukan adanya tanda peninggalan perkampungan atau pemukiman penduduk, berupa artefak untuk keperluan sehari - hari.
"Untuk kepastiannya harus melalui analisa yang lebih mendalam. Tapi sementara ini bisa jadi bangunan berasal dari abad X," imbuh Nugroho.
Seperti diberitakan sebelumnya, penggalian yang dilakukan tim BP 3 Trowulan di Desa Pagu Kecamatan Wates menemukan peninggalan purbakala yang diperkirakan berupa komplek bangunan irigasi yang dilengkapi altar pemujaan.
Jaringan irigasi bawah tanah yang dilengkapi gorong - gorong, terowongan dan anak tangga itu ditemukan di delapan kotak gali yang berada di tepi aliran sungai desa setempat. Beberapa tahun sebelumnya, di lokasi tersebut juga ditemukan mata uang kepeng seberat 50 kilogram dan dua arca. Komplek bangunan irigasi seperti ini sebelumnya juga ditemukan di dekat Candi Surowono Kecamatan Pare.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami