BI: Tarif Listrik Naik Tak Berdampak
Selasa, 25 September 2012
Malang: Bank Indonesia (BI) memperkirakan jika tahun depan tarif tenaga listrik (TTL) dinaikkan hingga 15 persen, tidak akan berdampak besar terhadap perekonomian.
"Jika kenaikan TTL direalisasikan tahun depan khususnya bagi pelanggan 450 VA dan 900 VA, dampaknya tidak terlalu besar bagi perekonomian di Tanah Air," tegas Direktur eksekutif Kepala Grup Kebijakan Moneter BI Dr Sugeng di Malang, Selasa (25/9).
Sugeng mengatakan itu usai menjadi pembicara dalam Seminar "Perkembangan ekonomi terkini, Prospek Perekonomian 2012 dan Arah Kebijakan Moneter ke Depan" di Hotel Santika, Malang, Jawa Timur.
Sugeng mengatakan, kenaikan TTL tahun depan sebagai upaya pemerintah untuk mengatasi subsidi energi, termasuk subsidi BBM sekaligus untuk mengurangi impor BBM dari sejumlah negara.
Terkait penghematan bidang energi, baik listrik maupun BBM, Sugeng mengatakan, sampai saat ini memang belum ada rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, meski sebenarnya tahun depan ada ruang untuk menaikkan.
Hanya saja, tegasnya, tidak dinaikkannya harga BBM ini juga harus diimbangi dengan penghematan oleh masyarakat dari berbagai kalangan. "Kenaikan TTL 15 persen dampaknya tidak begitu besar, namun jika BBM yang naik, masyarakat maupun dunia industri menjadi bingung," tegasnya.
Menyinggung pertumbuhan ekonomi tahun ini, Sugeng mengatakan, masih cukup bagus. Bahkan untuk tahun depan pihaknya masih optimistis jika pertumbuhannya juga masih positif.
Tahun ini diperkirakan mencapai 6,1 sampai 6,5 persen plus minus 1 persen. Sedangkan tahun 2013 diperkirakan mampu tumbuh antara 6,3 persen hingga 6,7 persen dan plus minusnya 1 persen.
"Banyak indikator dan faktor yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Tanah Air pada tahun depan, di antaranya ekspor sejumlah komoditas primer ke beberapa negara, seperti Korea, Thailand dan Belanda terus meningkat," ujarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami