Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Ilmuwan AS Ciptakan 'Retina Buatan'

Rabu, 22 Agustus 2012

ILMUWAN di Universitas Cornell, New York, sukses menciptakan perangkat prostetik yang mampu memulihkan penglihatan normal pada penderita kebutaan neurologis. Berdasarkan data ada 20 sampai 25 juta orang di seluruh dunia menderita kebutaan karena penyakit retina.

Perangkat prostetik itu mentransmisikan objek penglihatan menjadi kode saraf yang diuraikan oleh otak, sesuatu yang tidak bisa dilakukan prostetik lainnya.


Pada penyakit neurodegeneratif seperti degenerasi makula atau retinitis pigmentosa, kebutaan terjadi karena sel-sel yang peka terhadap cahaya atau fotoreseptor pada retina di belakang mata tidak berfungsi. Sehingga retina tak lagi mampu mengirim sinyal ke otak untuk diproses.

Tapi umumnya sel-sel ganglion retina yang mengirim gambar ke otak masih bisa berfungsi. Nah, sel-sel yang masih berfungsi inilah yang digarap para ilmuwan untuk menciptakan perangkat prostetik dengan menanamkan elektroda di mata pasien untuk menstimulasi apa yang tersisa dari sirkuit visual.

Pakar neurofisiologi Sheila Nirenberg mengatakan, hasilnya adalah penglihatan yang kasar dan minim.

Nirenberg dan mahasiswanya, Chethan Pandarinath, di Fakultas Kedokteran Weill di Universitas Cornell di New York, kemudian menyempurnakan penelitian. Mereka membuat sebuah perangkat prostetik dengan encoder yang meniru bahasa saraf atau pulsa-pulsa yang biasanya dikirim dari sel-sel ganglion retina ke otak di mana kode-kode itu diuraikan dan dipahami sebagai citra.

"Kami pada dasarnya menangkap kode itu dan memasukannya ke dalam prostetik itu. Jika ini tidak dilakukan, kemampuan prostetik ini akan terbatas. Dan jika kode ini ditambahkan, maka proses penglihatan akan berhasil," kata Nirenberg.

Untuk menunjukkan efektivitas prostetik itu, peneliti menunjukkan sebuah film kepada tikus sehat dan mencatat pola pergerakan sel dalam otak binatang selagi mereka menyaksikannya. Kemudian, mereka menunjukkan film yang sama kepada tikus yang buta. Nirenberg mengatakan tikus itu tidak memiliki fotoreseptor yang berfungsi, dan tidak merespon film tersebut. Tikus-tikus itu kemudian dilengkapi dengan encoder yang menciptakan pulsa-pulsa informasi visual ke retina.

Nirenberg menambahkan, "Kami berhasil menghidupkan respon itu kembali. Jadi, kami tahu jika itu dapat menghasilkan pola aktivitas yang sama dengan retina normal, maka itu akan mengirimkan sinyal yang sama ke otak, dan sinyal-sinyal itu dapat dipahami otak."

Menurut Nirenberg, prostetik itu terdiri dari dua komponen; enkoder yang akan dibuat menjadi sepasang kacamata hitam dan terapi gen untuk memperkenalkan protein yang dapat mengirimkan pulsa-pulsa visual dari sel-sel ganglion retina ke otak.

Para peneliti mengatakan mereka juga memiliki kode untuk retina monyet, yang sangat mirip dengan manusia.

Para peneliti berharap bisa mengembangkan prototipe retina buatan dan memulai uji klinis dalam satu atau dua tahun ke depan. Akhirnya, Nirenberg mengatakan para ilmuwan dapat mengembangkan implan yang mengkodekan informasi saraf ke otak. Artikel mengenai penciptaan prostetik visual baru ini diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.