Jakarta: Istana harus segera melakukan pembersihan
terkait kesalahan pemberian grasi kepada terpidana kasus narkotika
Meirika Franola atau Ola. Ada dugaan kantor Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono disusupi sindikat kejahatan narkoba.
"Saran saya, presiden perlu memerintahkan sebuah penyelidikan internal
untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam merekomendasikan grasi
untuk Ola," kata anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo kepada
wartawan, Jumat (9/11).
Bambang menduga orang kepercayaan SBY yang merekomendasikan pengampunan
bagi Ola memiliki motif atau kepentingan. Sebab belum dokumen yang
memuat rekomendasi pengampunan itu sampai ke meja kerja presiden untuk
ditandatangani SBY, sudah pasti terjadi serangkaian kegiatan dan
pertemuan yang melibatkan orang-orang kepercayaan SBY dengan kuasa hukum
atau kawan Ola.
"Ada lobi-lobi dan saling memberi komitmen," ujar Bambang.
Politikus Partai Golkar ini melihat jaringan Ola luar biasa karena bisa
menembus kantor presiden. Seorang terpidana narkoba yang ingin
mendapatkan akses ke kantor presiden tentunya harus mengeluarkan dana
yang tidak sedikit.
"Kemungkinan ini sangat berbahaya, tidak hanya bagi reputasi dan
kredibilitas presiden, tetapi juga berbahaya bagi negara," kata Bambang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami