Jakarta: Pemerintah akan mengembangkan 150 megawatt
listrik tenaga surya di seluruh Indonesia. "150 megawatt (MW) itu harus
dibagi ke seluruh Indonesia. Pulau Jawa tidak termasuk, tapi tergantung
kebijakan menteri," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Djajang Sukarna usai
diskusi "Indonesia-German Workshop on Photovoltaics From Politics to
Implementation" di Jakarta, Selasa (13/11).
Dia mengungkapkan dalam rapat kerja PLN tahun 2010-2014 dibutuhkan
tenaga surya sebesar 142 MW. Namun, Kemen ESDM membulatkannya menjadi
150 MW. Menurut dia, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) itu
ditujukan untuk mengganti daerah yang selama ini menggunakan listrik
dari diesel menjadi memanfaatkan tenaga surya.
"PLN tidak menjelaskan detail kebutuhan per tahun, misalnya 2010 perlu
10 MW. Tapi karena kami anggap ini belum jalan, maka kami selesaikan
sekaligus," ujarnya.
Ia mengatakan seharusnya PLN menyebutkan daerah mana saja yang
membutuhkan energi tersebut. Sebab, kalau Kemen ESDM yang menentukan
dikhawatirkan sambungannya tidak cocok. Kemen ESDM memiliki batas waktu
untuk menunggu jawaban PLN mengenai daerah mana saja yang membutuhkan
energi itu.
"Kalau mereka tidak jawab kan susah. Nanti kami akan konsultasikan ke Pak Menteri ESDM terlebih dahulu," katanya.
Djajang mengatakan, ada beberapa daerah yang masih menggunakan diesel
dan potensial untuk dikembangkan tenaga surya. Dia mencontohkan Nusa
Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua dan Maluku yang selama ini
masih menggunakan diesel cukup besar.
Namun, dia menjelaskan langkah itu menghadapi tantangan karena memiliki
subsistem yang berbeda-beda. Dia mencontohkan, Sumba memiliki kebutuhan
listrik sebesar 3,6 MW, tapi karena pasokannya ada di mana-mana, maka
pengembang tidak tertarik.
Dia mengatakan, untuk photovoltaics, sudah banyak pengembang yang siap
membangun energi surya itu. Menurut dia, banyak pengembang yang berminat
di daya listrik di atas 100 MW. "Untuk photovoltaics banyak yang ingin
mengembangkan di daya 100 MW," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah sudah mempersiapkan insentif bagi pengembangan
energi baru terbarukan seperti keringanan Pajak Penghasilan. Dia
mengatakan khususnya mengembangkan produk dalam negeri khususnya untuk
energi panas bumi dan angin.
sumber: Metro Tv
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami