Semarang: Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo
Kumolo memandang perlu mencermati gerakan-gerakan terkait dengan
munculnya rumor sayembara untuk menangkap Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono di Inggris. Namun hal itu menurutnya tidak perlu membuat
Presiden SBY cemas.
"Gerakan-gerakan tersebut perlu dicermati, tetapi tidak perlu menjadi
kecemasan Presiden RI," kata Tjahjo dari Semarang, Jawa Tengah, Rabu
(19/9) petang.
"Saya kira intelijen Indonesia dan Atase Pertahanan sudah mendeteksi hal
tersebut, dan melaporkan kepada Presiden RI akan gelagat dan
perkembangannya," tambah anggota Komisi I DPR itu.
Juru Bicara Presiden Julian A. Pasha sebelumnya menegaskan Pemerintah
Inggris telah menjamin keamanan dan keselamatan Presiden SBY saat
memenuhi undangan Ratu Inggris pada Oktober mendatang. Jaminan itu
didapat seiring munculnya rumor sayembara penangkapan Presiden RI yang
beredar di Inggris.
Muncul kabar Ed McWilliams yang mengaku aktivis The West Papua Advocacy
Team (WPAT) menawarkan hadiah 80.000 dolar AS atau sekitar Rp790 juta
bagi warga Inggris yang berhasil menangkap Presiden SBY ketika
mengunjungi negara tersebut.
Tjahjo yakin operasi kontraintelijen sudah dilakukan. Bahkan, intelijen
Indonesia sudah melakukan kerja sama internasional dengan intelijen
Inggris dalam rangka memantapkan koordinasi dan pengungkapan indikasi
jaringan-jaringan tersebut.
"Setidaknya, sudah ada antisipasi dan langkah-langkah dari intelijen
Indonesia. Saya yakin BIN sudah melakukan hal-hal tersebut, khususnya
melakukan operasi kegiatan, operasi intelijen monitoring dan penjajakan
taktis strategis," katanya.
Bahkan juga tambahnya Kementerian Luar Negeri RI sudah berkoordinasi
terpadu dengan Inggris untuk antisipasi kedatangan presiden di negara
tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami