Ilmuwan Amerika Serikat dari University of Notre Dame melakukan peneilitian the science of the truth. Grup peneliti yang dipimpin Anita Kelly ini mempelajari bagaimana kebohongan dan kebenaran memengaruhi kesehatan manusia.
Penelitian melibatkan 110 partisipan yang mempraktikan the science of the truth
sekitar dua bulan. Partisipan dibagi dalam dua grup. Grup pertama
dilarang untuk berbohong, dan grup kedua diperintahkan untuk tetap hidup
seperti biasa, bertindak sebagai diri mereka sendiri. Sekali seminggu,
partisipan diminta berkumpul di laboratorium. Perilaku mereka terekam.
Artinya, ketika mereka menyembunyikan kebenaran dan memilih diam atas
apapun, serta ketika mereka mencoba meluruskan kesalahan informasi dari
lawan bicara mereka.
Hasilnya menunjukkan, mereka yang memberitahukan kebenaran, mulai merasa
lebih sehat daripada mereka yang berbohong. Orang-orang yang tidak
melakukan kebohongan mengaku, mereka mulai jauh dari keluhan sakit
kepala, bisa lebih tenang, dan mereka bebas dari iritasi tenggorokan.
Fakta berbohong bisa memengaruhi kesehatan juga didukung oleh pendidikan
medis alternatif. Orang yang sering menahan apa yang seharusnya
dikatakan dengan benar akan mengalami tekanan pada tenggorokan, sehingga
menimbulkan penyakit. Kata-kata yang tak diucapkan kemudian dikirimkan
oleh tubuh ke alam bawah sadar dan dapat keluar sebagai penyakit
psikosomatik, di mana faktor psikologis memegang peran yang sangat
penting dalam perkembangan semua penyakit pada tubuh.
Mengatakan kejujuran, termasuk ketika di tempat kerja, di rumah, sekecil
apapun, akan sangat berpengaruh pada suasana hati yang juga menentukan
kesehatan fisik. Ketenangan yang didapat dari kejujuran bisa
memperpanjang usia dan menjauhkan tubuh dari penyakit-penyakit yang tak
seharusnya menghinggapi tubuh Anda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami