Bogor: Keteladanan Nabi Yusuf ketika mengelola krisis  pangan di Mesir bisa ditiru untuk maksud yang sama di Indonesia.  Demikian disampaikan pakar Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan  Manajemen Institut Pertanian Bogor Prof. Noer Azam Achsani.
Kepala Humas IPB Ir Henny Windarti, MS.i di Bogor, Ahad (12/8)  menjelaskan, pernyataan Noer Azam Achsani itu disampaikan dalam seminar  bertema "Volatilitas Harga Kedelai dan Solusinya", akhir pekan ini.
Azam mengutip surat dalam Al Quran tentang kisah Nabi Yusuf. Ia merujuk  pada Nabi Yusuf yang menyatakan, "Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun  berturut-turut secara sungguh-sungguh, kemudian apa yang kamu tuai  hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan".
Menurut guru besar IPB itu, dari perkataan Nabi Yusuf tersebut, ada  sekurangnya tiga solusi mengatasi krisis pangan. Pertama, hendaknya  bercocok tanam dengan bersungguh-sungguh, yakni dalam perspektif jangka  panjang perlu dipikirkan benih, pupuk, teknologi, tantangan alam, dan  sebagainya.
Kedua, dibiarkan pada tangkainya, mangandung maksud perlunya melakukan  upaya penyimpanan dan pengawetan makanan, sebagai perspektif jangka  menengah. Ketiga, pengendalian konsumsi dengan makan secukupnya atau  mengatur pola makanan, dalam perspektif jangka pendek.
"Dari sinilah saya mengakui Nabi Yusuf adalah The Best Economist Ever.  Kalau kita percaya firman Allah SWT, seharusnya ini kita jadikan sebagai  rujukan utama," katanya.
Menurut dia, pelajaran berharga yang dapat diambil teladan dari Nabi  Yusuf yakni memenuhi kebutuhan secukupnya, bukan keinginan. "Tidak ada  ajaran agama untuk mengandalkan pembangunan ekonomi pada utang dan tidak  ada ajaran untuk mengatasi kelangkaan dengan impor, tetapi dengan  manajemen stok," katanya menegaskan.
Ia menambahkan, keteladanan dari Nabi Yusuf lainnya sebagai ciri  pemimpin yang baik di antaranya tata kelola yang baik (good governance),  berilmu dan tidak harus putra daerah. "Nabi Yusuf sendiri bukan berasal  dari Mesir," katanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami