Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Siswi Asal Grobogan Melenggang ke Forum PBB

Jumat, 17 Agustus 2012

Jakarta: Seorang siswi asal Grobogan, Jawa Tengah, terpilih mewakili anak-anak se-Asia Pasifik di Forum International Day of The Girl di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, 11 Oktober 2012. Forum itu bertujuan memperjuangkan keadilan dan kesetaraan anak perempuan di dunia.


Adalah Nurul Indriyani (15), siswi kelas 1 Madrasah Aliyah Mamba’ul Ulum, Kabupaten Grobogan, yang terpilih tampil dalam even resmi PBB tersebut. Nurul mengawali langkah dengan menjadi Duta BIAAG (Because I Am A Girl) Plan Indonesia.

"BIAAG merupakan kampanye global Plan untuk memberdayakan anak perempuan di seluruh dunia. Setelah menjadi kandidat dari Indonesia, Nurul berhasil unggul untuk mewakili anak-anak se-Asia Pasifik," kata Country Director Plan Indonesia, Peter La Rauss, melalui siaran persnya.

Peter mengatakan, sebagai organisasi yang fokus pada upaya pemenuhan hak-hak anak, Plan Indonesia berkepentingan mempromosikan hak-hak anak, terutama anak perempuan. Di Indonesia, kampanye BIAAG diimplementasikan dalam program Youth Economic Empowerment (Pemberdayaan Ekonomi untuk Kaum Muda).

Pemerintah Indonesia mengapresiasi atas terpilihnya Nurul. Melalui Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pemerintah menyatakan dukungan keikutsertaan Nurul di forum International Day of The Girl.

“Ini adalah kesempatan yang sangat baik, di mana anak Indonesia kembali tampil di forum internasional. Saya berharap Nurul bisa menyemangati anak-anak perempuan di Indonesia untuk terus menggali potensi terbaiknya dan berkiprah di tingkat dunia,” kata Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumalear, saat menerima perwakilan Plan Indonesia di kantornya di Jakarta, Rabu lalu.

Nurul adalah anak pertama dari pasangan Pujianto dan Siti Musa’adah, warga Dusun Karang Sari Desa Padang, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Di usia yang masih belia, Nurul menaruh perhatian besar terhadap anak perempuan di dusunnya.

Hal itu dilakukan Nurul karena melihat pengalaman ibunya. Ibu Nurul menikah pada usia 15 tahun dan gagal menghadapi tuntutan ekonomi. Tak ingin mewarisi pengalaman tersebut, Nurul bertekad terus sekolah dan sering mendapat beasiswa.

Selain berprestasi di sekolah, Nurul aktif terlibat organisasi Persatuan Pelajar Anak (PPA) Desa Padang, dan terpilih sebagai pengurus Forum Anak Kabupaten Grobogan. Bersama Plan Indonesia Unit Grobogan, Nurul aktif melakukan kampanye pencegahan pernikahan dini.

Keseriusan Nurul ditunjukkan dengan melakukan riset sederhana mengenai masalah pernikahan dini. Ia melibatkan teman-teman sebayanya yang sudah menikah sebagai responden. Hasilnya, 53 anak yang menikah di usia 13 -18 tahun mengalami putus sekolah.

“Hal yang menyedihkan adalah 3 dari 4 anak yang menikah muda itu  kesulitan mengasuh anak dan bergantung pada orangtuanya,” kata Nurul.

Kepedulian Nurul menunjukkan anak muda mampu bisa memberi kontribusi terhadap lingkungan dan negara. Ia sekaligus membuktikan anak daerah juga mampu mengembangkan diri, bahkan ke tingkat Internasional. Di forum nanti, Nurul mewakili Indonesia dan Asia Pasifik untuk menyuarakan hak anak perempuan.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.