Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Cukai Rokok Jatim Diprediksi Rp 84 Triliun

Sabtu, 25 Agustus 2012

Surabaya- Musim panen tembakau di berbagai wilayah Jatim hingga kini masih terus berlangsung. Diprediksi, hasil produksi akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Dengan adanya peningkatan tersebut, produksi rokok pun akan meningkat. Tahun ini diprediksikan cukai hasil rokok akan terus naik hingga mencapai Rp 84 triliun.

Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Jatim Moch Samsul Arifien MMA, Sabtu (25/8/2012)  mengatakan, tahun ini sangat memungkinkan produksi rokok bisa mencapai 260 miliar batang atau meningkat 20 miliar batang dibanding tahun 2011. Jumlah itu merupakan target dari roadmap produksi rokok 2015 yang sangat memungkinkan bisa tercapai tahun ini.

"Jika produksi rokok bisa mencapai 260 miliar batang, maka cukai rokok bisa mencapai Rp 84 triliun. Jika produksi lebih banyak, maka cukai bisa lebih besar," katanya.

Pencapaian itu akan menjadi cukup tinggi dibanding tahun 2011, yang hanya mampu mencapai Rp 65 triliun.
Ia menuturkan, untuk memproduksi 260 miliar rokok, maka diperlukan tembakau sebanyak 260 ribu ton.

Sedangkan, produksi tembakau lokal di Indonesia hanya mampu mencapai 180 ribu ton. Sisanya sekitar 80 ribu ton masih dipenuhi dari tembakau impor asal China dan Amerika Serikat. Namun, lanjut dia, tembakau impor itu masih bisa dikurangi dengan meningkatkan meningkatkan produksi tembakau lokal.

Samsul mengatakan, pendapatan dari cukai rokok Jatim itu tertinggi nasional. Jumlah itu diperoleh dari pembelian pita cukai oleh 1.367 pabrik rokok besar dan kecil. Dari segi produksi jumlah rokok, ribuan pabrik rokok di Jatim itu memiliki kapasitas 169,9 miliar batang lebih dari total produksi nasional sebanyak 240 miliar di 2011.

"Dalam pertembakauan nasional, Jatim mampu berikan kontribusi sebesar 83.404 ton atau sekitar 50-55 persen dari kebutuhan nasional. Artinya, dengan banyaknya jumlah produski tembakau, maka wajar jika kontribusi untuk cukai rokok juga tinggi," ujarnya.

Dalam pertembakauan nasional, Jatim mampu berikan kontribusi sebesar 83.404 ton atau sekitar 50-55 persen dari kebutuhan nasional. Artinya, dengan banyaknya jumlah produski tembakau, maka wajar jika kontribusi untuk cukai rokok juga tinggi.
Tingginya kontribusi cukai rokok Jatim itu bisa saja meningkat. Pasalnya, Kementerian Keuangan sudah menandatangani Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No 167/PMK.011/2011 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau ini mulai berlaku tahun ini.

Sedangkan, untuk produksi tembakau Jatim tahun lalu mencapai 110 ribu ton dari 128 ribu hektare lahan. Tahun ini Jatim bakal over produksi. Dari data Disbun Jatim, tahun ini areal tanam tembakau meningkat 7.000 hektare atau menjadi 135 ribu hektare. Artinya, produksi tembakau bisa meningkat mencapai 120 ribu ton.

Kualitasnya pun, lanjut dia, menurun karena kelembaban cuaca masih ada beberapa wilayah di Jatim yang mengalami hujan dan angin. Sehingga, produksi tembakau tahun ini tak sebaik produksi 2011 yang mengalami musim kemarau.

Dengan kualitas yang menurun dan produksi yang meningkat, diprediksi harga pun masih bisa stabil, namun tak setinggi harga 2011 yang kualitasnya memang lebih bagus. Menurut dia, tingginya harga tembakau 2011 karena pabrik rokok besar dan kecil berlomba memenuhi stok gudang setelah kekurangan stok di 2010 karena anomali iklim. Untuk produksi kali ini, lanjut dia, kondisi gudang pabrik rokok masih banyak stok, sehingga harga pun menurun namun masih dalam tergolong wajar.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.