Kabarlamongan.com: "Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati." (QS Ghafir: 19).
"Sesungguhnya Rabb-mu benar-benar mengawasi." (QS al-Fajr: 14).
Suatu
hari, Khalifah Umar bin Khattab berjalan melintasi padang rumput. Dia
terpesona melihat kambing-kambing yang gemuk dan sehat.
Dia
kemudian menemui sang penggembala dan berniat untuk membelinya. Namun,
budak itu menolak, dengan alasan kambing itu punya majikannya.
Khalifah Umar berkata lagi, "Bilang saja kepada majikanmu bahwa kambing itu dimakan serigala."
Namun,
apa kata si bocah gembala? "Kalau begitu, di mana Allah?" Akhirnya,
Umar membebaskan budak tersebut dan menyerahkan seluruh kambing itu
kepadanya.
Pada waktu lainnya, ketika musim paceklik, Khalifah
Umar berjalan berkeliling Kota Madinah. Sebelumnya, dia mewanti-wanti
kepada kaum Muslim agar jangan berlaku curang.
Ketika pada suatu
malam dia melintas dekat sebuah rumah, terdengar percakapan antara
seorang ibu penjual susu dan anak gadisnya. Sang ibu menyuruh anaknya
untuk mencampur susu tersebut dengan air, supaya hasilnya lebih banyak
dan mereka untung lebih besar.
Namun, sang gadis tidak mau,
karena Khalifah Umar melarang warga mencampur susu dengan air. "Memang,
tidak ada orang yang mengetahui perbuatan kita. Tapi, di mana Allah?
Allah dan para malaikat tahu, dan besok di hari kiamat kita akan
dimintai pertanggungjawabannya," kata si gadis.
Mendengar kejujuran sang gadis, Khalifah Umar lalu mengambilnya sebagai menantu.
Dua
kisah di atas menggambarkan betapa agungnya kejujuran. Kejujuran yang
lahir dari iman yang teguh kepada Allah SWT. Iman yang meyakini bahwa
Allah Mahamelihat apa pun yang kita lakukan, biarpun tidak ada orang
lain yang tahu. Selalu jujur kapan pun dan di manapun. Selalu merasa
diawasi oleh Allah SWT (muraqabah).
Rasul SAW memerintahkan
kepada setiap Muslim untuk selalu bersikap dan berbuat jujur.
Sebaliknya, Rasul SAW mengingatkan setiap Muslim agar menghindari sikap
dan perbuatan dusta.
Mari kita simak hadis berikut ini:
"Bersikaplah jujur. Sesungguhnya kejujuran mengantarkan pada kebaikan,
dan kebaikan mengantarkan ke surga… Jauhilah bohong. Sesungguhnya
kebohongan menyeret pada kedurjanaan, dan kedurjanaan menyeret ke
neraka…" (HR Muslim).
Jujur adalah mahkota kehidupan. Karena itu,
sudah seharusnya kaum Muslim senantiasa berpegang teguh pada kejujuran.
Kejujuran akan mencegah seseorang dari melakukan hal-hal yang tidak
diridai Allah SWT.
Misalnya, korupsi, berjudi, berzina, mencuri,
merampok, menipu, memperdaya orang lain, dan berbagai perbuatan buruk
lainnya yang selama ini, dan terutama akhir-akhir ini, makin sering
terjadi di negeri ini.
"Sesungguhnya Allah itu cemburu.
Cemburunya Allah, yaitu jika seseorang melakukan sesuatu yang diharamkan
terhadapnya." (HR Bukhari-Muslim).(Republika)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami