Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Lamongan Online

More on this category »

Politik

More on this category »

Teknologi

More on this category »
Tampilkan postingan dengan label reptil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label reptil. Tampilkan semua postingan

Ular, Famili dan beberapa contoh spesiesnya

Kamis, 18 Agustus 2011

================================== BannerFans.com ImageChef Custom Images ================================
"Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat", artinya jangan pernah berhenti belajar dan menuntut ilmu dimanapun dan kapanpun selama kita hidup. Tentunya semua sependapat dengan pepatah tersebut, hidup memang merupakan sebuah proses pembelajaran, dan tidak ada pembelajaran yang paling efektif dan paling asik selain belajar apa yang kita senangi dan datang dari keinginan sendiri setidaknya menurut pendapat aku lho.. hehe

Ketika asik browsing mencari berbagai refferensi tentang jenis-jenis ular rawa di Indonesia, tanpa sengaja tertarik membaca postingan di blog sebelah mengenai 10 daftar ular paling berbahaya di dunia. Sebenarnya mengenai ular berbahaya ini sudah sering baca dan nonton di tv termasuk di National Geographic Chanel, namun entah mengapa tergerak untuk turut ngepostingnya baru kali ini, huh !.

Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Akan tetapi untuk kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) Perbedaan ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan. Merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular. Namun jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung dan daerah daerah padang salju atau kutub, hal ini di karenakan ular adalah hewan berdarah dingin.

Reptil ini memangsa berbagai jenis hewan bahkan yang lebih besar dari ukuran tubuhnya. Ular-ular perairan memangsa ikan, kodok, berudu, dan bahkan telur ikan. Ular pohon dan ular darat memangsa burung, mamalia, kodok, jenis-jenis reptil yang lain, termasuk telur-telurnya. Beberapa ular besar mampu menelan mamalia besar seperti kijang, babi hutan, bahkan manusia.

Ular-ular besar umumnya tidak berbisa dan membunuh atau melumpuhkan mangsa dengan kekuatan lilitan tubuhnya, sedangkan ular-ular yang berukuran relatif kecil umumnya memiliki bisa untuk melumpuhkan mangsa. Biasanya bisa ini berefek melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau merusak peredaran darah (haemotoksin), dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan pencernaan makanan itu apabila telah ditelan.
Ular merupakan hewan berdarah dingin sehingga seperti hewan berdarah dingin umumnya, ia perlu mencari sumber panas untuk menghangatkan tubuhnya sehingga seringkali di temukan berjemur dibawah sinar matahari dan sangat menggemari tempat-tempat atau terowongan-terowongan yang hangat dan lembab.

Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya.

Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil. Beberapa ular di duga mampu berkembang biak secara partenogenesis seperti halnya ular kawat Rhampotyphlops braminus (ular cacing).


Banyak orang merasa takut dan membenci ular, meskipun sesungguhnya ketakutan itu kurang beralasan, atau lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang umumnya terhadap sifat-sifat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh ular. Pada kenyataannya, kasus gigitan ular –apalagi yang sampai menyebabkan kematian– sangat jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kasus kecelakaan di jalan raya, atau kasus kematian (oleh penyakit) akibat gigitan nyamuk.

Menyusutnya populasi ular terutama ular sawah sebagai predator alami tikus disinyalir sebagai penyebab meledaknya populasi tikus yang menggagalkan sawah-sawah di beberapa daerah. Sehingga petani-petani disana melakukan upaya dengan melepaskan kembali (reintroduksi) jenis-jenis ular sawah dan melarang pemburuan ular di desanya.

Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunya keistimewaan ada ketajaman indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga mudah melihat gerakan disekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan pandangnnya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat.

Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau binatang lainnya.

Lubang yang terdapat antara mata dan mulut ular dapat berfungsi sebagai thermosensorik (sensor panas) - organ ini biasa disebut ceruk atau organ Jacobson. Ular juga dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya, contohnya ular tanah memiliki ceruk yang peka sekali.

Manusia sebenarnya tidak usah takut pada ular karena ular sendiri yang sebenarnya takut pada manusia. Ular tidak dapat mengejar manusia, gerakannya yang lamban bukan tandingan manusia. Rata rata ular bergerak sekitar 1,6 km per jam, jenis tercepat adalah ular mambaa di Afrika yang bisa lari dengan kecepatan 11 km per jam. Sedangkan manusia, sebagai perbandingan, dapat berlari antara 16-24 km per jam.

Beberapa ular memiliki bisa (memiliki racun, venom/venomous), namun banyak pula yang tidak. Pada umumnya bisa pada ular hanya bisa ringan jika di peruntukan manusia, dan ular lebih suka menghindar dibanding menyerang kecuali untuk kasus-kasus tertentu misalnya kaget atau saat melindungi telut-telurnya ular bisa menjadi agresif. Ular-ular yang berbisa kebanyakan termasuk suku Colubridae; akan tetapi bisanya umumnyatidak begitu kuat. Ular-ular yang berbisa kuat di Indonesia biasanya termasuk ke dalam salah satu suku ular berikut: Elapidae (ular sendok, ular belang, ular cabai, dll.), Hydrophiidae (ular-ular laut), dan Viperidae (ular tanah, ular bangkai laut, ular bandotan), Naja (kobra).

Berikut beberapa contoh spesies dari beberapa Famili Ular dan nama lokalnya ;

Suku Typhlopidae misalnya, ular kawat (Rhamphotyphlops braminus)
Suku Cylindrophiidae misalnya, ular kepala-dua (Cylindrophis ruffus)
Suku Pythonidae contohnya ular sanca hijau, Ular sanca hijau (Morelia viridis), Ular sanca ( P. molurus), Ular Dipong (P. curtus), Sawa atau sanca kembang (P.reticulatus).
Phyton reticulatus ( Sanca Kembang)

Suku Acrochordidae contohnya ular karung (Acrochordus javanicus)
Suku Xenopeltidae ular pelangi atau ular tanah (Xenopeltis unicolor)
Suku Colubridae, adalah keluarga ular dengan anggota terbanyak. Ular kolubrid umumnya merupakan ular tak berbisa (non-venomous), atau memiliki bisa yang lemah, sehingga tidak begitu membahayakan manusia. Akan tetapi beberapa di antaranya, seperti beberapa jenis dari marga Boiga, Coluber dan Rhabdophis, gigitannya dapat berakibat serius. Bahkan gigitan ular Boomslang (Dispholydus typus) dan African Twig Snake, keduanya jenis ular pohon dari Afrika, dapat membunuh manusia. contoh lainnya adalah
ular-air pelangi/ular tanah (Enhydris enhydris), ular kadut belang (Homalopsis buccata), ular cecak (Lycodon capucinus), ular gadung (Ahaetulla prasina), ular cincin mas (Boiga dendrophila), ular terbang (Chrysopelea paradisi), ular tambang/ular paikat (Dendrelaphis pictus), ular birang (Oligodon octolineatus), ular tikus atau ular jali (Ptyas korros), ular babi (Elaphe flavolineata), ular serasah (Sibynophis geminatus), ular sapi (Zaocys carinatus), ular picung (Rhabdophis subminiata), ular kisik (Xenochrophis vittatus).
Suku Elapidae, misalnya ular cabai (Maticora intestinalis), ular weling (Bungarus candidus), ular sendok (Naja sp.), ular king-cobra (Ophiophagus hannah).
Naja sp (Kobra)

Suku Viperidae contohnya antara lain ular bandotan puspo (Vipera russelli), ular tanah (Calloselasma rhodostoma), ular bangkai laut (Trimeresurus albolabris)

Sumber : Wikipedia, Komunitas Pecinta Satwa, dan beberapa sumber lain yang relevan

================================
Tips menghitamkan rambut beruban, mencegah ketombe dan mengatasi kebotakan :
Tips Kesehatan Rambut

Strategi menangkap reptil dengan pancing

Minggu, 30 November 2008

Menangkap kadal dengan Teknik Pancing

Bagi mahasiswa biologi pada beberapa mata kuliah hewan di sertai praktikum yang memerlukan bahan yang terkadang sulit di peroleh. Salah satu praktikum mata kuliah zoologi vertebrata misalnya pada topik reptilia memerlukan bahan berupa kadal dan cicak.
Pemenuhan bahan ini dapat dengan cara membeli/memesan atau dapat menangkap sendiri di alam. Menangkap kadal bisa sangat mudah namun bisa sangat sulit jika tidak tahu teknik-tekniknya. Berikut di berikan penjelasan teknik “mengkap kadal dengan teknik pancing” yang merupakan teknik pengembangan khusus dari pengalaman saya.
1. Persiapan


  1. Pada tahap persiapan yang di perlukan adalah 
  2. Benang (nilon) seperlunya 1-2 meter 
  3. Kail (kawat pancing) kuran 8 atau 9 tergantung jenis kadal yang akan di pancing 
  4. Umpan ( bisa belalang, umpan pancing ikan, kue),
  5. kantong plastik atau tempat kadal 
  6. Pancingan ( Sebatang bambu kecil atau jenis perupuk atau ranting ),




2. Cara penangkapan




  1.  Cari tempat yang biasa terdapat kadal 
  2.  Berjalanlah perlahan-lahan, sampai menemukan kadal
  3.  Jika telah ketemu pancing kadal dengan mendekatkan umpat pada pancingan ke sekitar mulutnya, gerak-gerakan seolah-olah serangga yang sedang terbang.
  4. Jika telah di telan angkat dengan agak keras, kemudian lepaskan kail dari mulut kadal 
  5. Cuci kail jika terdapat darah bekas tangkapan sebelumnya karena kadal yang lebih kecil akan 
  6. menghindar jika ada bekas darah tangkapan yang lebih besar.




3. Menjaga tangkapan

Jika ingin tangkapan tetap hidup sebaiknya menyiapkan tali/ karet gelang serta sedotan dan kantong plastik gula. Ketika di dapatkan kadal maka masukan kedalam kantong plastik, kemudian masukan sedotan dan ikat kantong plastik yang telah dimasukan sedotan tadi dengan tali atau karet gelang. Fungsi sedotan agar udara luar masih bisa bertukar dengan udara di dalam.





Teknik Menangkap Cicak

Menangkap Cicak Denganjupi trap”

Jika sebelumnya telah di bahas cara menangkap kadal dengan teknik pancing maka kali ini akan di jelaskan cara menangkap cicak dengan teknik “Jupi Trap” yang di kembangkan tahun 2006 oleh saya sendiri hehe .
Seperti halnya kadal, dalam perkuliahan jurusan IPA khususnya biologi cicak juga merupakan salah satu hewan yang biasa di gunakan sebagai objek untuk mewakili golongan reptilia. Jika dibandingkan dengan menangkap kadal, cicak relatif lebih susah jika diinginkan tangkapan hidup dan utuh (ekor tidak putus). Karena biasanya di temukan di dinding-dinding maka sulit menggunakan pancing maka alternatif lain ialah dengan cara kejar-kejaran.
Dengan teknik Jupi Trap menangkap cicak akan lebih mudah dan hemat tenaga selain itu tangkapan akan tetap utuh dan tetap hidup. Teknik ini mungkin akan terdengar lucu atau aneh namun saya telah mengujinya sering kali, jika di lakukan dengan benar maka saya yakin akan berhasil.
Penasaran apa itu Jupi Trap ?
Berikut penjelasannya !
Teknik “Jupi Trap” adalah teknik yang menggunakan perangkap dari gelas yang berisi sisa ampas seduhan kopi yang telah di beri gula pasir. Atau lebih mudahnya sisa secangkir kopi yang biasa kita minum. Untuk membuat perangkapnya cukup sediakan gelas kaca atau toples yang permukaannya tidak berlekuk dan juga terbuat dari kaca. Kemudian masukan sisa kopi tadi kira-kira setinggi 1-2 cm. Lalu letakan di sudut ruangan yang dindingnya biasnya terdapat cecak, usahakan jauh dari keramaian. Tinggalkan dan periksa 3-5 jam sekali. Jika berhasil maka akan ada cicak yang terperangkap kemudian tinggal di pindahkan ketempat yang di sediakan, trap masih bisa di gunakan jika kopi yang ada didasar gelas tidak kering.
Perlu di perhatikan, jangan terlalu lama meninggalkan trap karena cicak yang terperangkap akan mati karena resapan air kopi akan masuk ketubuh cicak. Untuk menghemat waktu dapat gunakan lebih satu trap.
Jika masih belum berhasil maka coba cek lagi prosedurnya sudah benar atau ada yang kurang, dan cek penempatan trap mungkin terlalu ramai atau tidak ada cicak di sekitar trap. Biasanya cecak yang sering terperangkap adalah jenis cecak yang sering tinggal di dinding-dinding rumah atau sering di sebut "cecak gula" atau Gehyra mutilata.

Selamat mencoba .....

Persela

More on this category »

Berita Islam

More on this category »

Hukum

More on this category »
 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.