Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Lamongan Online

More on this category »

Politik

More on this category »

Teknologi

More on this category »
Tampilkan postingan dengan label Jurusan dan Peminatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jurusan dan Peminatan. Tampilkan semua postingan

Jurusan IPA vs IPS: Masihkah Harus Dipertentangkan?

Sabtu, 06 Maret 2010


Melihat dari ramainya komentar di posting terdahulu tentang enaknya jadi siswa di jurusan IPS, saya jadi tertarik untuk membuat posting lanjutan. Selain itu, komentar-komentar itu juga banyak berisi perdebatan yang terjadi antara siswa jurusan ipa dan ips yang berusaha saling mempertahankan keunggulan dari jurusannya masing-masing.

Perdebatan atau silang pendapat memang hal biasa, tetapi jika perdebatan itu telah mengarah ke saling menjatuhkan, dibanding mencari kebenaran. Maka, perdebatan itu tak boleh diteruskan. Karena pihak yang berseteru tidak mencari titik temu bersama, tetapi titik kemenangan sendiri.

Sekarang saya bertanya. Masihkah harus kita mencari mana yang lebih baik di antara jurusan IPA dan IPS? Masih perlukah siswa jurusan IPA dan IPS berdebat demi pengakuan kehebatan? Masih perlukah siswa jurusan IPA dan IPS saling menjelek-jelekkan satu sama lain? Masihkan harus keduanya dipertentangkan?

Tidak! Karena zaman telah berubah. Kini, kita akan banyak menemukan anak IPA yang gaul, anak IPS yang ilmiah, anak IPA yang jadi ketua organisasi, atau pun anak IPS yang juara lomba karya ilmiah. Semua dimungkinkan, karena zaman pendiskreditan siswa pada jurusan tertentu telah usai. Tidak ada itu anak IPA pasti kuper atau anak IPS pasti gak pinter. Ingat! Kini zaman telah berubah.

Penjurusan yang dulu dimaksudkan untuk persiapan diri siswa sebelum kuliah dengan jurusan tertentu kini tak lagi relevan. Sehingga jurang pemisah antara jurusan IPA dan IPS pun kini semakin tak kelihatan. Semua siswa berhak menjadi apa pun yang dia inginkan tanpa dibatasi oleh cap-cap dan label-label tertentu.

Kini, bukan zamannya lagi siswa jurusan IPA dan IPS berdebat untuk unggul-unggulan diri. Tetapi untuk berjuang demi bangsa dengan mengaktualisasikan diri sesuai dengan minat dan potensi. Jadi, kini tidak ada lagi perkataan, “Lu IPA, gw IPS!”, tetapi “Apa yang bisa lu di IPA dan gw di IPS berikan buat bangsa?

Salam Kreatif - Kritis,
Alfisyahrin

Enaknya Jadi Siswa di Jurusan IPS

Kamis, 02 Juli 2009

Melihat adik-adik saya kelas X yang kemarin-kemarin pada curhat di facebook gara-gara masuk jurusan IPS. Saya jadi terinspirasi untung membuat tulisan ini. Di sekolahku (SMAN 13 Jakarta - Red.) kelas IPA sekarang semakin sedikit. Yang dulunya 5 dari 9 kelas, sekarang hanya 2 dari 7 kelas. Kontan saja banyak dari adik-adikku ini yang kesal. Karena sekolah seperti memperkecil peluang mereka untuk masuk IPA.

Sebenarnya hal ini berpotensi membuat siswa jurusan IPS menurun kualitasnya. Ini dikarenakan banyaknya siswa yang masuk jurusan IPS tapi tidak memiliki minat di bidang ini. Tapi belum tentu juga sih, karena menurut pengalaman saya banyak dari siswa kelas X yang tidak sadar kalau sebenarnya potensi mereka itu ada di jurusan IPS. Bahkan terkadang ada yang dipaksakan orang tuanya untuk masuk jurusan IPA.

Nah ternyata diantara mereka ada yang bertanya, "Enaknya di jurusan IPS apa sih?". Gak tahu kenapa gw males jawab pertanyaan itu. Tapi mungkin dengan artikel ini pertanyaan itu bisa dijawab. Oya, selain bisa meyakinkan diri kita dalam menjalani hidup sebagai siswa di jurusan IPS, artikel ini juga bisa dibuat sebagai dasar kita dalam membuat argumen untuk meyakinkan orang tua kita tentang jurusan IPS loh.

1. Belajar Hal Yang Dinamis
Di Jurusan IPS kita belajar banyak hal yang dinamis atau gampang berubah. Sebuah statement yang keluar dari seseorang pada tahun 1999 ternyata bisa dipatahkan oleh orang lain pada tahun 2008 dengan alasan mengikuti perkembangan zaman. Nah, di kelas nanti biasanya ada perdebatan diantara siswa-siswa yang mempercayai kedua pendapat tersebut. "Ilmu sosial itu ilmu yang mudah mengalami perubahan, di setiap perubahan tersebut akan timbul perdebatan-perdebatan yang lebih dekat dengan dunia luar" pungkas April salah satu siswa kelas XI IPS di SMAN 13.

2. Melatih Kemampuan Berdiskusi dan Berdebat
Seperti kata April, di Jurusan IPS nanti akan banyak terjadi perbedaan pendapat yang sangat mungkin menimbulkan perdebatan. Prinsip ilmu yang tidak pasti membuat kita dilatih untuk berpikir kritis dalam memandang suatu masalah. Kita dituntut untuk tidak langsung menerima dan menelan mentah-mentah suatu statement. Udah gitu, perdebatan yang terjadi akan lebih enak buat kita karena masalah diperdebatkan cenderung dekat dengan kehidupan sehari-hari.

3. Mempelajari Ilmu yang Mudah Diterapakan di Kehidupan Sehari-hari
Ada yang bilang IPS tuh jurusan hapalan. Wakwau, salah besar tuh. Sebenarnya semua jurusan tuh ada hapalannya dan ada juga prakteknya. Sangat disayangkan ketika masih banyak yang belum menyadari adanya praktek di Jurusan IPS. Padahal pelajaran-pelajaran seperti Ekonomi, Geografi, Sosiologi justru lebih mudah diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Kita bisa mencatan pengeluaran duit jajan kita. Kita juga bisa mengamati bahkan memberikan solusi pada berbagai penyimpangan sosial di sekitar kita. Yang lebih mantabz nih kalau kita lagi kebetulan pulang kampung, kita bisa tuh mengamati sistem irigasi di sana. Sebenarnya sih masih banyak lagi tapi segitu dulu ajalah. Kalau masih kurang bilang aja, ntar saya kasih tahu.

4. Cocok untuk Siswa yang Ingin Aktif Berorganisasi
Masa-masa SMA bisa dibilang masa yang paling maknyus untuk belajar berorganisasi. Kenapa eh kenapa? Ini dikarenakan Masa SMA adalah masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Sehingga kita membutuhkan bekal-bekal yang nantinya akan kita butuhkan di masa dewasa. Nah, salah satunya adalah kemampuan berorganisasi. Di Jurusan IPS beban pelajaran cenderung lebih ringan dibanding jurusan IPA yang biasanya dipenuhi banyak tugas. Bahkan saya malah meningkat prestasi akademiknya semenjak masuk Jurusan IPS dan aktif berorganisasi.

5. Prospeknya Lagi Cerah
Dahulu kala saat Orde Baru Jurusan IPA seakan lebih diunggulkan. Tahu gak kenapa? Itu dikarenakan pada masa pembangunan seperti saat itu kita memang banyak membutuhkan insinyur dan ilmuwan. Tapi sekarang, tren sudah berganti kawan. Ketika krisis global sedang melanda dunia, kita membutuhkan banyak ekonom yang punya pemikiran revolusioner. Kita juga membutuhkan banyak sosiolog untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial di negara ini.

Gimana? Masih kurang gak? Saya pikir sih beberapa alasan diatas sudah cukup untuk menyudahi episode kesalahpahaman kita tentang jurusan IPS. Layaknya sinetron-sinetron di layar kaca, selama ini kita sudah dijejali dengan berbagai informasi yang salah tentang Jurusan IPS. Semoga artikel ini bisa menjadi sedikit pencarahan ditengah banyaknya pandangan miring sebagian kalangan tentang Jurusan IPS.

Buat teman-teman yang sedang atau ingin masuk ke Jurusan IPS, semangat yah. Tugas kita kini bukan hanya memakmurkan diri sendiri, tapi juga memakmurkan orang lain dan negara ini. Pesan saya untuk seluruh pelajar Indonesia "Jadilah Pelajar Kreatif nan Kritis yang Akan Memajukan Indonesia di Masa Depan!"

Ayo... Kalau mau berdebat yang sehat dong. Jangan pakai kata hinaan dan caciaan, tapi argumentasi yang berdasar. Pakai kecerdasan kita untuk saling membangkitkan, bukan saling menjatuhkan. Kalau mau sedikit pencerahan, ini saya arahkan ke salah satu posting saya: Jurusan IPA & IPS: Masihkah Harus Dipertetangkan?

Kenapa Jurusan IPS Gak ada Prakteknya?

Rabu, 25 Maret 2009

Dewasa ini, telah menjadi hal yang lumrah, jikalau jurusan IPA sering dianggap lebih unggul dibanding jurusan IPS. Hal ini disebabkan oleh pelajaran yang dipelajari di IPA cenderung lebih tinggi beberapa tingkat dibanding IPS. Mungkin karena hal itu juga, pelajaran IPA pun selalu dilengakapi dengan fasilitas Laboraturium untuk praktek. Apakah hanya pelajaran IPA (Biologi, Fisika, Kimia) saja yang membutuhkan praktek? Apakah pelajaran IPS (Ekonomi, Geografi, Sosiologi) tidak butuh praktek?

Mungkin hal ini yang menyebabkan IPS dibilang jurusan hapalan (yang gak aplikatif). Hahaha.... mereka salah besar. Emangnya Biologi gak hapalan? Sebenarnya kedua jurusan di atas sama-sama membutuhkan praktek. Tapi sayangnya masih banyak pihak yang belum sadar tentang perlunya fasilitas praktek untuk jurusan IPS (Bahkan anak IPS itu sendiri). Mungkin dalam benak kita masih bertanya-tanya, emang IPS prakteknya ngapain? Tenang saja saya akan sebutkan sedikit saran saya untuk pihak sekolah agar anak IPS juga bisa dapet fasilitas untuk praktek.
  1. Bank Mini. Sebenarnya usul saya dapatkan dari guru sejarah saya (Pak Adi). Disana siswa-siswi bisa menyimpan uang mereka, lalu yang melakukan pengelolaan adalah siswa-siswa terpilih dari jurusan IPS. Selain bisa mempraktekkan pelajaran Akuntansi mereka, mereka juga bisa saling berkompetisi untuk mendapatkan jabatan sebagai pengurus Bank Mini
  2. Study Tour. Mungkin kita pernah melakukan Study Tour ke desa-desa nun jauh disana. Nah, yang saya maksud disini tuh bukan Study Tour yang jauh-jauh, banyak makan biaya dan waktu itu. Tapi study tour hemat dan cermat. Misalnya satu kelas dilepas di suatu terminal untuk mengamati interaksi masyarakat disana. Terus mereka disuruh untuk bisa mendapatkan data-data tentang masyarakat di terminal tersebut. Nah, kepakekan tuh ilmu sosiologinya.
  3. Jualan di Sekolah. Saya agak kurang suka melihat beberapa oknum di sekolah yang tidak suka muridnya berjualan di sekolah. Padahal ini akan menghasilkan jiwa-jiwa marketer yang nantinya akan dibutuhkan dalam dunia kerja. Nah, kalo yang ini gabungan antara ekonomi sama sosiologi.
  4. Memberikan tugas tentang kehidupan sehari-hari. Contohnya kalau geografi, buat sensus penduduk di RT kamu! Terus kalau ekonomi, buat laporan pengeluaran uang jajan kamu selama sebulan! Atau kalau sosiologi, sebutkan contoh perilaku menyimpang yang ada di lingkunganmu dan apa penyebabnya? Tugasnya lebih menantang kan? Daripada cuman disuruh ngerjain soal yang udah ada isinya di buku, mendingan saya baca buku aja daripada nyalin lagi. Betul gak?
Intinya jurusan IPA atau IPS sama saja. Tidak ada yang lebih tinggi satu sama lain. Tergantung dari minat dan bakat kita. Saya berpesan untuk teman-teman saya anak IPA, manfaatkan laboratiummu sebagai tempat untuk membuktikan ilmu yang kalian dapat dari buku. Jangan sia-siakan fasilitas yang sudah sekolah berikan. Terus buat anak IPS saya berpesan untuk terus berinovasi agar bisa merubah paradigma sebagian orang tentang jurusan IPS. Perjuangkan terus apa yang seharusnya menjadi hak kita! Gimana temen-temen, Ada usul lain gak?

Persela

More on this category »

Berita Islam

More on this category »

Hukum

More on this category »
 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.