PSDR Berhenti, Kasus Flu Burung Meningkat
Kabarlamongan.com : Lamongan – Kasus flu burung muncul diLamongan. Sedikitnya 994 ekor burung puyuh dalam satu kandang milik Zuhdi warga Desa Klagensrampat Kecamatan Maduran mati mendadak selama tiga hari berturut – turut.
Untuk mengantisipasi menyebarnya wabah flu burung. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan melakulan berbagai upaya. Langkah awal dan direspon sekaligus yakni melokalisir penyebaran dengan penyemprotan disinvektan dan penguburan bangkai burung puyuh.
”Yang di Klagensrampat itu sudah diatasi dan dilokalisir, termasuk dengan penyemprotan disinvektan,”ungkap Bruno Bu’u Dhewi, Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, kepada Surya, Kamis (16/01/2014) siang.
Diungkapkan, dari 1.000 ekor burung puyuh milik Zuhdi tinggal tersisa 6 ekor. Dan kematiannya sudah terdeteksi karena terserang virus flu burung selama kurun waktu 1 hingga 4 Januari 2014.
Kini pihaknya juga memperluas penanggulangan, seperti yang dilakukan petugas peternakan pada Kamis (16/01/2014) di Pasar Unggas di Barat Pasar Sidoharjo jalan Pahlawan.
Penyemprotan disinvektan ditujukan untuk semua jenis unggas yang keluar masuk Pasar Unggas. Prioritas ini menurut Bruno didampingi drh Pudji Hermawan, Kabid Kesehatan Hewan menambahkan, konsentrasi penyemprotan di Pasar Unggas karena semua unggas yang dibawa pedagang hasil pembelian dan penjualan keluar masuk desa dan dikhawatirkan rentan dengan penularan berbagai penyakit, tidak hanya virus flu burung.
Penyemprotan disinvektan akan diteruskan ke sentra – sentra unggas baik hingga ke pelosok desa.
Selain itu petugas Dinas Peternakan menambah sosialisasi akan berbagai pengetahuan tentang mengatasi serangan flu burung.
”Ya seperti penanganan bangkai,”tambahnya.
Soal arus lalulintas pembelian unggas dari dan keluar daerah, Dinas Peternakan mengaku tidak bisa melarang dan membatasinya. Satu – satunya langkah antisipasi hanyalah dengan sosialisasi pengetahuan soal penyakit unggas, penyemprotan disinveksi atau pembunuh hama dan penanganannya.
PDSR Berakhir
Diakaui semenjak dihentikannya bantuan operasional kerjasama participatory diseases and surveillance responses (PDSR) dengan FAO antara berakhir sejak 2012 memang ada kendala dalam mengatasi flu burung karena semuanya dikembalikan penanganannya oleh daerah masing – masing. Berakhirnya kerjasama itu menurut Bruno lantaran dianggap persoalan flu burung sudah teratasi.
”Kalaupun muncul lagi seperti di Maduran, itu sifatnya lokal dan tak sampai meluas yang bisa diatasi,”tandasnya.
Bruno berharap masyarakat dan termasuk padagang unggas agar waspada bila menemui kematian unggas yang tak wajar dalam jumlah banyak. Segera lapor ke petugas untuk ditangani.
Demikian juga dengan unggas yang diketahui sakit. Ini harus menjadi perhatian dan bukan malah sebaliknya sengaja dijual kepada pembeli yang keluar masuk kampung.
”Masyarakat harus sadar dan sama-sama menjaga agar tidak ada penyakit unggas yang luas dan membahayakan,”kata Bruno. (Surya/Ding)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami