Kabarlamongan.com: Lamongan- Ujian Nasional (UN) jadi hal yang menakutkan bagi lembaga pendidikan sekolah di Indonesia. Guru hingga kepala sekolah dituntut bisa membuat setiap murid mampu mengerjakan setiap ujian.
Meski dengan cara-cara tak wajar; misalnya menyontek berjamaah atau memberi bocoran soal agar bisa mudah dikerjakan. Celakanya, hal itu terus dilakukan dan diwariskan ke generasi berikutnya.
Seperti diceritakan salah seorang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Lamongan yang enggan disebutkan namanya, itu mengaku saat UN bisa mudah mengerjakan soal karena telah menerima bocoran sebelum ujian digelar.
"Waktu kita masuk pas ujian sudah dapat bocoran dari salah satu guru sekolah sendiri," katanya sambil tersenyum saat berbicara dengan media, Sabtu (27/4).
Entah darimana, yang jelas penyelenggara (Sekolah) maupun guru secara terang-terangan melakukan hal negatif tersebut.
"Nggak penting bagi saya darimana asal jawaban tersebut, yang penting saya lulus Ujian Nasional," ungkapnya.
Menurut dia, tanpa harus mengurangi konsentrasi dalam mengerjakan setiap soal yang ada, ujian menjadi terasa lebih ringan. Ia dan teman satu kelasnya yakin mampu mendapatkan nilai tinggi.
"Kita sangat optimis mampu memperoleh nilai yang sangat bagus," ucapnya.
Terkadang bagi sekolah berstatus swasta, tingkat kelulusan siswa bisa jadi tolak ukur kredibilitas sekolah. Status lulus seratus persen, biasanya digunakan sebagian sekolah untuk menarik minat para orang tua agar menyekolahkan anak di sekolah itu.
"Tidak bisa dipungkiri, kita berkewajiban memberikan yang terbaik bagi anak murid. Para orang tua bisa dipastikan lebih memilih sekolah yang bisa menjamin kelulusan anak mereka ke jenjang lebih tinggi," tutur salah satu guru SMP di Lamongan. (Zen)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami