Kerugian yang dialami para jagal sapi diakibatkan daya beli masyarakat rendah. Bahkan harga daging di Lamongan sampai Sabtu (23/2/2013) ini hanya Rp 75.000/Kg. ”Saya penjual daging juga jagal.
Setiap ekor yang saya potong pasti rugi antara Rp 300.000 hingga Rp 500.000. Dan ini sudah berjalan sejak sebulan, ” kata jagal sapi yang juga penjual daging, Arif Rohman, Sabtu (23/2/2013).
Apa yang dirasakan itu dialaminya sendiri, semua jagal dan penjual daging seperti di Pasar Sidoarjo yang jumlahnya sekitar 15 pedagang mengalami hal yang sama. Meski rugi tetap harus dipertahankan demi memenuhi dan mempertahankan pelanggan. Kalau tidak memotong sapi, mereka khawatir pelanggannya akan lari.
Harga daging di Lamongan sangat berbeda dengan harga daging di Jawa Tengah. Keluarga Arif yang membuka usaha penjualan daging di Jateng masih mengantongi untung. Harga daging di pasaran Jawa Tengan masih berkisar Rp 90.000/Kg hingga Rp 95.000/Kg-nya. ”Sama – sama Indonesia, masak Jawa Timur tidak bisa sama dengan Jawa Tengah,”selorohnya.
Bahkan populasi sapi di Lamongan banyak diserbu pembeli asal Jawa Tengan dengan harga yang cukup tinggi. Para pemilik sapi lebih memilih melepas ke pembeli asal Jateng ketimbang di Jawa Timur. Pembeli sapi asal Jateng modusnya main borong membeli sapi dari Lamongan.
Untuk itu, Asosiasi Penjual Daging Lamongan merencanakan mulai Senin (25/2/2013) harga daging akan dinaikkan seragam antara Rp 77.000/Kg hingga Rp 78.000/Kg. Keputusan ini terpaksa diambil karena pedagang daging tidak ingin terpuruk.
Sementara itu Fadholi, Ketua Asosiasi Penjual Daging mengungkapkan, kenaikan harga itu atas keputusan bersama ratusan penjual dagi yang tersebar di puluhan kecamatan. ” Ini upaya menolong esksistensi para penjual daging dan jagal sapi,”katanya. - Surya
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami