LAMONGAN – Awal musim penghujan dibarengi ombak tinggi membuat
nelayan di Lamongan tidak berani melaut. Dari "32.000 jumlah nelayan,
hanya sekitar 40 persan yang berani melaut. Mereka takut karena ombak
cukup tinggi,”kata Anas Wijaya, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia
Lamongan, saat dikonfirmasi Surya Sabtu (17/11/2012) sore.
Padahal
awal musim penghujan, biasanya banyaknya tangkapan ikan jenis tongkol.
Bahkan harganyapun cukup menjanjikan mencapai Rp 15.000/ Kg.
Untuk
perahu yang disandarkan kini dimanfaatkan para nelayan untuk melakukan
perbaikan, seperti mengecat dan menambal badan perahu yang bocor.”Kita
dari HNSI hanya bisa berharap nelayan berhati – hati dan tidak bisa
memaksakan nelayan yang tidak berani melaut,”ungkap Anas Wijaya.
Sepinya
ikan tangkapan ikan laut berpengaruh juga dengan kondisi di Pasar Ikan
Lamongan. Bahkan hampir dua bulan, para pengepul besar, seperti Eko
Yulianto tidak bisa mensuplai kebutuhan ikan di pasar Jawa Barat yang
menjadi pelangganannya.
Sementara petambak juga mengalami hal
serupa, tidak ada aktifitas karena kemarau panjang. Lahan tambak di
Lamongan mengering dan tanahnya dimanfaatkan penduduk untuk tanah urug.
Sementara di Pasar Ikan Lamongan hanya dimonasi pasokan ikan jenis
mujaer yang harganya mencapai Rp 15.000 /Kg-nya.
Itupun ikan
mujaer pasokan dari Jawa Barat. Dan oleh sejumlah tengkulak di Lamongan
dikirim kepada pelanggan yang hanya ada di Jawa Timur.”Banyak
nganggurnya, karena tidak ada ikan,”ungkap Eko Yulianto.(surya)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami