Akibat rumahnya ambruk itu, pasangan ini harus tidur di emperan yang tersisa dari rumahnya. "Kalau hujan turun, saya tidur di rumah orangtua di sebelah," kata Sakyo yang ditemui Surya dirumahnya, Selasa (30/12).
Sakyo menjelaskan rumahnya baru direhab bantuan Pemerintah Provinsi 2010 lalu. Awalnya, Sakyo amat senang ketika diberitahu rumahnya akan di rehab pemerintah provinsi. Namun, setelah proyek yang digagas Gubernur Jatim Soekarwo itu berjalan. Kesusahan mulai menyelimuti. Sebab Sakyo harus cari anggaran tambahan, karena dana RTLH dari Pemprov itu tidak mencukupi untuk membangun rumahnya.
"Bantuan itu hanya 10 sak semen, pasir satu pick-up dan 1050 batu bata merah dan kusen pintu. Yang lainnya menggunakan material rumah lama. Sedang kekurangan anggaran cari utangan. Ini utanganya belum terbayar rumahnya sudah ambruk," ujar Sakyo sambil memandang rumahnya yang sudah tidak berbentuk itu.
Dituturkan Sakyo, dana program rehabilitasi rumahnya yang diberikan Gubernur Jatim itu tidak cukup. Penerima program yang kebanyakan berkategori rumah tangga sangat miskin (RTSM) itu masih harus mencari anggaran tambahan sebesar Rp 5 juta.
Saat rumahnya ambruk itu, Sakyo dan Mbok Tandur, istrinya sedang berada di rumah. Ambruknya tembok rumahnya sebelah Selatan itu karena diterjang angin kencang Kamis (25/10) petang lalu. Dalam insiden ini, Mbok Tandur tertimpa kuda-kuda rumahnya.
"Saya sempat dibawa ke dokter, karena kepala saya tertimpa kayu kuda-kuda. Untung, kayunya tidak besar,"kata Mbok tandur.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan Bambang Setyawan yang dikonfirmasi program RTLH itu bukan menjadi kewenangannya. Karena itu ditangani Pemprov langsung.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami