Surabaya- Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa belum berani
memastikan apakah jadi atau tidak running pilgub Jatim 29 Agustus 2013.
Mantan cagub Jatim rival kuat Soekarwo pada 2008 lalu ini bakal
mengumumkan keputusannya pada Desember 2012.
"Saya ingin
memetakan dulu, sebelum memutuskan maju atau tidak running pilgub Jatim.
Saya khawatir sistem atau daftar pemilih tetap (DPT) fiktif di Jatim
masih kacau seperti pilgub 2008. Apakah pendataan penduduk dengan e-KTP
di Jatim sudah tuntas. Kalau masih 'becek' buat apa maju," tegas
Khofifah kepada wartawan di sela-sela acara Maher Zain Goes To Khadijah,
Jl SMEA Wonokromo, Selasa (2/10/2012).
Menurut mantan menteri
peranan wanita era Presiden Gus Dur ini, komitmen penyelenggara pemilu
di Jatim juga masih dipertanyakan. Masalahnya, DPT fiktif dan sejumlah
kecurangan diduga kuat terjadi pada pilgub sebelumnya. "Komitmen harus
benar terukur dari anggota KPU Jatim. Pola-pola yang memungkinkan
terjadi penggelembungan suara pemilih mendatang harus bisa direduksi
mulai sekarang," tegasnya.
Khofifah menegaskan, dirinya tidak
ingin membuang energi sia-sia untuk running pilgub Jatim, jika 'pemain'
atau player kecurangan di Jatim masih ada dan potensi DPT fiktif masih
terjadi serta mencederai demokrasi. "Untuk apa saya buang-buang energi
percuma, kalau lapangan di Jatim masih 'becek' seperti pilgub 2008
lalu," tukasnya.
Khofifah tidak mau dikatakan menunding pelaku
kecurangan itu adalah pasangan Karsa, tetapi lebih pada sistem pemilu di
Jatim masih amburadul. Sesuatu yang benar dikalahkan sesuatu yang salah
tapi dengan sistem terorganisir.
"Saya ucapkan terimakasih
kepada pihak siapapun yang telah memasang spanduk dukungan. Tapi harus
benar-benar memetakan bersama lapangan saat ini. Kalau masih 'becek'
buat apa jatuh ke jurang kekalahan dua kali. Kalau saya ingin didukung
parpol yang pro-NKRI," pungkasnya tanpa menyebutkan parpol mana itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami