LAMONGAN – Adat sedekah bumi sekaligus menghormati dua pasangan
suami istri, Buyut Peti dan Kenanga mengharuskan kaum lelaki warga Dusun
Mlanggeng meliburkan diri segala aktifitasnya pekerjaannya selama
sehari semalam.
Adat ini sudah puluhan tahun dipertahankan masyarakat Desa Gedongboyountung, Kecamatan Turi.
Setahun
sekali setiap usai panen, tepat hari Jumat Kliwon mereka ‘mewajibkan’
diri mekakukan sedekah bumi di makam Buyut Peti dan istrinya, Kenanga.
Sejak
malam Jumat Kliwon hingga siang harinya, kaum lelaki harus meninggalkan
pekerjaannya dan fokus diacara sedekah bumi atau nyadran di pepunden
dusun.
Acara digelar sejak malam hari, diawali dengan banjari,
tahlilan, yasinan dan pengajian. Keesokan harinya dilanjutkan
menyembelih kambing hasil iuran warga dan dimasak dengan sayur gulai.
”Sejak
malam sampai Jumat siang, bapak – bapak libur bekerja dan semuanya
kegiatan untuk acara sedekah bumi di makam Buyut Peti,” ungkap Kepala
Dusun Mlanggeng, H Muhammad Nur, Jumat (28/9/2012) siang di lokasi
kegiatan.
Dari yang memasak maupun membagi makanan hanya boleh
dilakukan kaum lelaki. Sementara perempuan diperbolehkan mengambil jatah
makanan yang ada.
Muhammad Nur menambahkan, sedekah bumi di
kampungnya ini sekaligus menghormati dua leluhur pasangan suami istri
sebagai orang yang kali pertama mendirikan Dusun Mlanggeng.
”Buyut
Peti dan Kenangan istrinya itu adalah orang pertama dan cikal bakal
berdirinya Dusun Mlanggeng. Jadi harus kita hormati dengan peringatan
setiap tahun,” ungkapnya.
Yang menghormati dengan acara syukuran
membawa makanan ke lokasi tidak hanya warga Mlanggeng, namun setiap
keturunan dari Mlaneggeng juga ikut bersedekah dan datang ke makam
Buyut Peti.
Jumat Kliwon sekitar pukul 10.20 WIB kembali
disambung dengan acara tasyakuran membagi makanan serta jajanan pasar
yang dibawa warga. Acara itupun dilaksanakan secera seremonial yang
dihadiri Kepala Desa, Bisri dan sesepuh desa. Pembagian makanan yang
kedua juga hanya melibatkan kaum lelaku.
Di bawah tenda dan pohon besar di makam Buyut Peti, makanan itu dibagi dan saling tukar diantara warga.
”Acara
sedekah bumi ini dilakasanakan setiap usai masa panen setahun sekali,
tepat hari Jumat Kliwon. Ini memang adat yang dipercayai warga dan harus
dipertahankan. Hitung – hitung juga untuk syukuran,”tambah Muhammad
Nur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami