Rugi, Penjual Bensin Kejujuran Tetap Buka
Selasa, 25 September 2012
Kediri: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah lama mendirikan Warung Kejujuran sebagai upaya menumbuhkan kejujuran di masyarakat. Yang lebih penting Warung Kejujuran itu sebagai sindiran bagi sejumlah elite yang juga belum jujur soal penggunaan uang negara. Kejaksaan Agung pun mendirikan Kantin Kejujuran, walaupun saat ini sudah tak berjalan lagi.
Boleh jadi tergugah ingin melatih kejujuran itulah, Abdul Mukti Muraharjo, tukang becak di Kediri, Jawa Timur, pun mendirikan warung kejujuran. Bedanya, barang yang dijual Abdul bukan makanan atau minuman seperti di Warung Kejujuran KPK atau Kantin Kejujuran Kejagung. Andul mendirikan Kios Bensin Kejujuran, lebih tepatnya Abdul menamai kiosnya "POM Kejujuran 24 Jam Menuju Surga".
Seperti Warung Kejujuran KPK, kios bensin Abdul di Jalan Veteran, Kota Kediri, itu menyediakan bensin tanpa ditunggu penjual. Hebatnya lagi kios bensin swalayan ini dibuka Abdul 24 jam penuh. Abdul mengaku mendirikan kios pada tahun 2011 sejak istrinya meninggal. Sejauh ini diakui merugi karena masih ada pembeli nakal.
Langkah Abdul itu dinilai sebagian orang sebagai tindakan konyol dan gila. Abdul bergeming. Ia tak mengindahkan anggapan orang itu. Bapak tiga anak itu tetap membuka kios bensinnya.
Selain ingin melatih kejujuruan yang saat ini sulit ditemukan, terutama kepada pelajar calon penerus bangsa, Abdul pun mengaku mendirikan kios itu karena seorang Pak Tua di suatu malam. Pak Tua yang dimaksud Abdul adalah seorang pengendara sepeda motor yang saat itu kehabisan bensin, sementara semua kios dan SPBU tutup.
Abdul biasa meninggalkan kiosnya tanpa penjaga saat dirinya menarik becak atau saat mengantar penumpang. Uniknya, di kios Abdul ini, tak hanya bensin seharga Rp5.000 per-liter yang dijual. Bagi konsumen yang sedang tak ada uang, Abdul menyediakan bensin seharga Rp1.500.
Di kiosnya, Abdul memasang tata cara membeli bensin, mulai dari mengambil bensin sendiri dan isikan ke dalam tangki kendaraan sendiri, hingga bayar bensin dengan uang pas dan masukkan ke dalam toples uang yang telah disediakan. Terakhir, Abdul menuliskan kata "Terima Kasih atas Kejujuran Anda, Tuhan telah mengawasi kita. Terima Kasih atas Kedatangan Anda".
Sejak didirikan tahun 2011, Abdul mengaku merugi hingga Rp5 juta. Namun ia bertekad tetap melanjutkan kios bensin kejujuran itu. Selain dari hasil keringatnya menarik becak untuk menutupi kerugian kios bensin kejujuran akibat ulah pembeli yang tidak membayar, Abdul juga dibantu beberapa orang yang peduli dan simpati dengan ide tukang becak ini agar kiosnya tetap eksis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami