Paris: Pemerintah Prancis meningkatkan keamanan
kedutaan besarnya di sejumlah negara. Karikatur diduga menggambarkan
Nabi Muhammad yang diterbitkan tabloid Charlie Hebdo, menjadi penyebab.
"Saya telah mengeluarkan perintah agar penjagaan keamanan khusus
dilakukan di semua negara yang diperkirakan akan menimbulkan masalah,"
kata Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, Rabu (19/9).
Peningkatan keamanan itu sebetulnya telah dilakukan sejak maraknya
protes terhadap tayangan film pendek 'Innocence of Muslims' di sejumlah
negara. Protes berdarah sempat terjadi di beberapa negara, termasuk
tewasnya Dubes AS untuk Libya Christopher Stevens. Film itu dibuat oleh
warga Amerika Serikat keturunan Mesir, Nakoula Basseley Nakoula.
"Apakah relevan dan tepat dilakukan dalam suasana seperti ini untuk
menyiram bensin ke api? Jawabannya tidak," kata Laurent Fabius
mengaitkan penerbitan karikatur tersebut dengan dampak Innocence of
Muslims.
"Saya sangat khawatir, dan saat saya lihat (karikatur) itu saya langsung
mengeluarkan perintah agar penjagaan keamanan khusus dilakukan," tambah
Fabius kepada radio France Info.
Charlie Hebdo menerbitkan karikatur yang menunjukkan seorang Yahudi
Ortodoks tengah mendorong tokoh yang menggunakan surban dan kursi roda.
Beberapa gambar diduga menjurus kepada Nabi Muhammad.
Para pemuka Muslim di Prancis langsung mengantisipasi dampak buruk.
Mereka menyerukan agar warga Muslim di negara dengan penduduk Islam
terbesar di Eropa itu untuk tenang.
Presiden Dewan Kepercayaan Muslim, Mohammad Maousoui juga percaya ini
sebagai provokasi baru. Tabloid Charlie Hebdo adalah mingguan yang
terbit di Paris. Tabloid itu pernah menerbitkan karikatur Nabi, November
tahun lalu. Akibatnya, Kantor Charlie Hebdo diserang dengan bom
molotov.
Pada 2005, karikatur Nabi juga sempat terbit di media cetak Denmark.
Gambar itu memicu protes di banyak negara, bahkan sampai menewaskan
sedikitnya 50 orang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami