akarta-
Pada debat publik putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2012, jawaban dan
sikap kedua pasangan calon memunculkan karakter khas masing-masing. Hal
itu dapat dijadikan acuan bagi warga Jakarta untuk memilih.
Pengamat
perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan,
tiap-tiap pasangan calon memiliki karakter khas yang ditampilkan dalam
gaya bicara, sikap, dan jawaban-jawaban terhadap kasus yang diujikan
pada debat publik.
"Satu karakter mengedepankan konsep dan
akademis, sedangkan satunya lagi mengandalkan bukti empiris," kata Yayat
saat dijumpai seusai debat publik di Hotel Gran Melia, Jakarta, Jumat
(14/9/2012).
Kendati demikian, ia tidak mau dengan gamblang
menjelaskan calon mana yang kuat secara konsep dan calon mana yang tajam
dalam hal bukti empiris. Namun, dari debat selama dua jam tersebut,
warga Jakarta dapat mulai menentukan pilihan pemimpin yang tepat untuk
Ibu Kota.
"Yang satu sangat kuat dan menguasai data serta
merupakan orang dalam, sementara yang satu berasal dari luar dan
berusaha memahami kondisi," ujarnya.
Meski begitu, Yayat
mengembalikan semuanya kepada warga Jakarta untuk menggunakan hak pilih
secara bijak pada 20 September mendatang. Menurut dia, hingga saat ini
warga Jakarta masih belum dapat memastikan pilihannya karena lembaga
survei juga tidak lagi berani mengeluarkan hasilnya.
"Melihat
keadaan saat ini, ya semua tergantung pilihan masyarakat saja; mau yang
dibuai dengan konsep belaka atau pilih yang memang memiliki tujuan atas
tindakan akhir," kata Yayat Supriatna.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami