Bantul--Satu lagi klub Liga Primer Indonesia (IPL)
berniat pindah ke Liga Super Indonesia (ISL). Perbedaan visi pengelolaan
aspek komersial menjadi alasan Persiba Bantul kali ini.
Setelah
semusim berkecimpung di IPL, Persiba menyadari kurangnya
profesionalisme pengelola IPL. Di antaranya adalah konsep sponsor
tunggal, seperti dikatakan manajer Persiba, Briyanto AS. Nantinya, klub
tidak bisa mencari sendiri sponsornya, sementara pemasukan yang didapat
ditentukan lewat persentase pendapatan dari sponsor tunggal.
Wajar Persiba tak yakin konsep ini akan berjalan lancar. Pasalnya,
konsep yang sama sudah diterapkan musim lalu dan hasilnya justru lebih
banyak mendatangkan masalah. Klub-klub dijanjikan kucuran dana dari
Konsorsium Masyarakat Mitra Bola Indonesia (MMBI). Namun hingga musim
berakhir, dana yang dijanjikan tak turun secara penuh, membuat klub
harus menunggak hutang sejumlah pemain.
“Sengaja saya kritik
keras atas berbagai langkah-langkah yang sudah ditempuh LPIS selama ini.
Hasilnya juga mereka tidak bisa memberikan sanggahan yang memuaskan,”
katanya.
Hal yang sama diutarakan Wakil Manajer Persiba, Bagus
Nur Edi Wijaya. “Saya kira itu pilihan tepat. Apalagi di IPL juga sudah
tidak menjanjikan masa depan yang cukup berarti lagi,” ujar Bagus
menambahkan.
Langkah ini langsung menuai kecaman dari Ketua
pengurus PSSI tingkat cabang (pengcab PSSI) Kabupaten Bantul, Sumiharto.
“Itu artinya manajemen seperti plin-plan. Musim lalu saya ingat mereka
berkeras untuk tetap setia dengan IPL di bawah PSSI Djohar Arifin.
Padahal waktu itu tiket ISL sudah didapat,” katanya.
Sebelum
Persiba, klub IPL lainnya seperti Semen Padang dan Persijap Jepara lebih
dulu mengungkapkan rencana menyeberang ke ISL. Ketidakbecusan manajemen
dalam mengelola aspek-aspek finansial menjadi alasan klub-klub tersebut
ingin hijrah.
Sementara itu, upaya Persiba dkk untuk pindah ke
ISL juga tidak akan mudah. Besar kemungkinan mereka harus berkecimpung
dulu di Divisi Utama di bawah ISL di musim perdananya. “Sesuai statuta,
sudah ditetapkan bahwa peserta ISL kuotanya ada 18 klub. Jika mau
ditambah, harus mendapat persetujuan anggota, artinya lewat Kongres.
Kalau Divisi Utama masih banyak slot (karena beberapa klub memilih
bergabung ke IPL musim lalu),” ujar CEO PT LI, Joko Driono.
Ketua umum PSSI versi KLB Ancol, La Nyalla Mattalitti, yang menaungi
ISL, mengamini pernyataan Joko. “Ini sudah peraturan. Lagi pula ini juga
sebagai pembuktian bahwa mereka benar-benar sepenuh hati ingin
bergabung,” katanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami