Lamongan -
Mahasiswa Lamongan mahasiswa Lamongan yang tergabung dalam
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melempari kantor DPRD
Lamongan dengan tomat busuk. Mereka menuntut agar uji seismic pengeboran
minyak yang dilakukan Pertamina di wilayah Kecamatan Kembangbahu dan kecamatan lain yang terkena uji seismic tersebut untuk
dihentikan.
Korlap aksi PMII Lamongan Wedy kepada wartawan
mengatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa ini terkait dengan
laporan masyarakat yang menyatakan kalau aktivitas uji seismic
pengeboran minyak di Kecamatan Kembangbahu telah membuat rumah-rumah
warga menjadi retak-retak dan lahan pertanian menjadi rusak.
"Masyarakat
hanya meminta ganti rugi kerusakan dan sosialisasi terkait uji seismic
untuk mengetahui kandungan minyak di perut bumi tersebut," tandas Wedy.
Aksi
mahasiswa ini berakhir dengan aksi lempar tomat busuk ke kantor DPRD
Lamongan. Pasalnya, mahasiswa kecewa dengan anggota DPRD Lamongan yang
mereka anggap kurang memperhatikan nasib masyarakat kecil.
Aksi
yang dimulai dengan long march dari sekretariat PMII di Jalan Lamongrejo
ini, para mahasiswa merasa kecewa dengan pernyataan Ketua DPRD Lamongan
Makin Abbas yang menemui pengunjuk rasa.
Kepada para pengunjuk
rasa, Makin Abbas mengatakan kalau DPRD Lamongan sudah sempat melakukan
survei ke lapangan dan dari survei tersebut diketahui kalau pihak
pertamina telah memberi ganti rugi.
Namun, penyataan Ketua DPRD
Lamongan tersebut dibantah oleh mahasiswa. Pasalnya, mahasiswa menilai
masih banyak masyarakat yang hingga kini belum mendapat ganti rugi. Hal
inilah yang memicu mahasiswa melempari kantor DPRD Lamongan dengan tomat
busuk.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami