Surabaya - Perokok berusia muda berusia 15-19 tahun per tahunnya meningkat sekitar 16 persen. Hal ini karena gencarnya pelaku industri rokok yang lebih memilih segmen usia remaja untuk meningkatkan penjualan.
Sasaran usia remaja, menurut aktivis Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3), Fuad Baraja dalam diskusi tentang RPP Tembakau mengungkapkan, pemilihan perokok usia remaja salah satunya yakni produsen rokok ingin melakukan regenerasi dari generasi perokok lama dengan generasi perokok baru.
"Sebenarnya banyak alasan mengapa produsen rokok memilih segmen remaja, salah satu tujuannya untuk memperluas pasar," katanya, Rabu (29/8/2012).
Fuad menambahkan, produsen rokok juga menyasar kaum perempuan yang merokok. Menurutnya, pertumbuhan perokok perempuan di Indonesia dalam 10 tahun terakhir naik 300 persen. Sedangkan jumlah perokok di Indonesia saat ini mencapai 65 juta orang dari jumlah penduduk Indonesia.
Indonesia sendiri menempati urutan ketiga jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India. Sementara menanggulangi peningkatan jumlah perokok di Indonesia, lanjut Fuad, dibutuhkan komitmen dari pemerintah. Salah satunya menaikkan harga cukai rokok serta peringatan bahaya merokok bergambar di kemasan rokok.
"Seperti di Singapura, kemasan rokok di sana hampir sebagian besar space kemasan rokok itu bergambar bahaya merokok dan harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga rokok perbungkus di Indonesia," tandas Fuad.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami