Jakarta: Sebanyak 496 pemuda dari seluruh Indonesia akan mengikuti "Sail Morotai" yang berlangsung pertengahan September 2012 dengan menggunakan Kapal Perang RI (KRI) Surabaya.
"Ini program yang luar biasa. Pemuda dari berbagai latar belakang bisa saling bertemu dan bertukar pikiran," kata Menpora Andi Malarangeng, saat memberikan pembekalan di atas KRI Surabaya, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (27/8) malam.
Pemuda yang mengikuti pelayaran tersebut berasal dari berbagai komponen, seperti pramuka, organisasi karya kepemudaan, mahasiswa pemuda peduli keluarga berencanaan dan juga perwakilan pemuda dari seluruh provinsi.
Menurut rencana, pada 4-5 September mereka akan singgah di Ambon (Maluku), 7-8 September di Sorong (Papua Barat), 11-13 September di Raja Ampat, 11-12 September di Ternate, dan 13-15 September di Morotai (Maluku Utara) untuk mengikuti Sail Morotai.
Dalam perjalanan pulang, mereka akan singgah di Makassar. Diharapkan pada 24 September mereka sudah tiba di Jakarta.
Selama perjalan mereka juga akan mengikuti berbagai kegiatan untuk meningkatkan rasa kebangsaan, cinta tanah air, meningkatkan jiwa kepemimpinan serta kewirausahaan. Kegiatan tersebut antara lain melalui pelatihan-pelatihan, diskusi, dan lainnya.
Menpora mengharapkan para pemuda mengembangkan potensi kebaharian. Ia mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara bahari. Sehingga para pemuda harus mampu menguasai masalah kebaharian. Jika tidak, katanya, maka potensi bahari Indonesia bisa diambil oleh negara lain.
Pemerintah telah menyelenggarakan kegiatan "Sail" sejak tahun 2009, dimulai dengan Sail Bunaken 2009, Sail Banda 2010, dan Sail Wakatobi-Belitong 2011.
Pulau Morotai yang seringkali disebut sebagai "East Indonesia Paradise", merupakan pesona kecantikan timur Indonesia dengan daya tarik wisata alam bahari sangat mempesona, serta keragaman dan keunikan biota laut.
Morotai sering juga disebut sebagai Morotai The Memory Island (Morotai Pulau Kenangan). Sebab, pada saat Perang Pasifik (Perang Dunia II), Morotai dua kali mengalami pendudukan tentara asing. Jepang pada 1942 di bawah pimpinan Jenderal Kawashima, serta tentara Sekutu pada 1944 di bawah komando Jenderal Douglas McArthur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami