NANGKA
( Artocarpus heterophyllus Lamk )
( Artocarpus heterophyllus Lamk )
1. SEJARAH SINGKAT
Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal                dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Di                Indonesia pohon ini memiliki beberapa nama daerah antara lain nongko/nangka                (Jawa, Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa/malasa                (Lampung), nanal atau krour (Irian Jaya), nangka (sunda). Beberapa                nama asing yaitu: jacfruit, jack (Inggris), nangka (Malaysia), kapiak                (Papua Nugini), liangka (Filipina), peignai (Myanmar), khnaor (Kamboja),                mimiz, miiz hnang (laos), khanun (Thailand), mit (Vietnam). 
2. JENIS TANAMAN
Di Indonesia lebih dari 30 kultivar di Jawa terdapat                lebih dari 20 kultivar. Berdasarkan sosok pohon dan ukuran buah                nangka terbagi dua golongan yaitu pohon nangka buah besar dan pohon                nangka buah mini.
1) Nangka buah besar: tinggi mencapai 20-30 m; diameter                batang mencapai 80 cm dan umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun.
2) Nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.
2) Nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.
Berdasarkan kondisi daging buah nangka dapat dibedakan                menjadi 3 jenis, yaitu:
- Nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma keras mudah lepas dari buah.
- Nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya kurang keras. (nangka celeng dan nangka belulang).
- Nangka cempedak: daging buah tipis, liat dan beraroma harum spesifik. Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam di Indonesia yaitu: nangka bilulang/nangka celeng, nangka cempedak, nangka dulang, nangka kandel, nangka kunir, nangka merah, nangka salak, nangka mini, dan nangka misin.
3. MANFAAT TANAMAN
- Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran.
- Tepung biji nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran).
- Daun muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
- Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi ( di Priangan), dayung, perkakas, dan alat musik.
- Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
4. SENTRA PENANAMAN
Merupakan buah utama bahkan dianggap sebagai pangan                pokok pada saat kekurangan pangan. Di Asia Tenggara, nangka terutama                dipelihara di pekarangan dan dikebun buah campuran; pada tahun 1980-an                beberapa kebun buahnya yang luas ditanamai nangka sebagai tanaman                tumpang sari dengan Nangka. Karena buahnya mudah sekali busuk, tidak                dapat dilakukan perdagangan ekspor ke Australia, Eropa dan sebagainya                dari pabrik-pabrik pengalengan di Malaysia.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
- Angin berperan dalam membantu penyerbukan bunga pada tanaman nangka.
- Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yang memilki curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-daerah yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan
- Sinar matahari sangat diperlukan nangka untuk memacu fotosintesa dan pertumbuhan, karena pohon ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya.
- Rata-rata suhu udara minimum 16-21 derajat C dan suhu udara maksimum 31- 31,5 derajat C.
- Kelembaban udara yang tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan.
5.2. Media Tanam
- Pohon nangka dipelihara di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir/liat berlempung yang dalam dan beririgasi baik.
- Umumnya tanah yang disukai yaitu tanah yang gembur dan agak berpasir. Pohon ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambutpun pohon ini dapat tumbuh dan menghasilkan buah.
- Pohon nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam) dengan pH 6,0-7,5, tetapi yang optimum pH 6–7.
- Kedalaman air tanah yang cocok bagi pertumbuhan nangka adalah 1-2 m atau antara 1-2.5 m. Karena perakarannya sangat dalam, maka sebaiknya ditanam pada tanah yang cukup teball lapisan atasnya (kira-kira 1 m).
5.3. Ketinggian Tempat
Pohon nangka dapat tumbuh dari mulai dataran rendah                sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang                terbaik untuk pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl. 
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Umumnya perbanyakan tanaman nangka dilakukan dengan                menggunakan bijinya, karena perbanyakkan dengan cangkok atau okulasi                hanya sedikit persentase jadinya. Hal ini mungkin disebabkan kandungan                lateksnya yang dapat menghambat proses persatuan. Seleksi dilakukan                sejak masa pembibitan apabila ingin mendapatkan nangka yang bersifat                unggul (cepat berbuah, mampu berproduksi banyak dengan buah yang                berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit). Beberapa hal                yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit yang baik adalah:
- Bibit harus berasal dari jenis atau varietas yang unggul (produksi tinggi, buah berkualitas baik, berumur panjang dan tahan terhadap hama dan penyakit).
- Bibit harus sehat yang dapat dilihat dari sosoknya yang kokoh, batangnya kuat, lurus dan tumbuh tegak, percabangan banyak serta daun bagian atas berwarna hijau segar dan mengkilap.
2) Penyiapan Bibit
Penanganan benih mencakup pencucian secara hati-hati                untuk membuang kulit biji yang berlendir dan membuang bagian perikarp                yang berupa tanduk; perlakuan ini akan memperbaiki perkecambahan.                Benih disemai sewaktu masih segar; jika diperlukan penyimpanan jangka                pendek, benih tidak boleh dibiarkan mengering. Benih yang memilki                40% dari kandungan air aslinya dan disimpan dalam wadah plastik                yang kedap, dengan suhu udara 20 derajat C masih mampu berkecambah                selama 3 bulan. Dalam kondisi yang memadai perkecambahan dapat diawali                setelah 10 hari dan mencapai persentase perkecambahan 80-100% dalam                jangka waktu 35-40 hari setelah disemai. Benih hendaknya diletakkan                mendatar atau dengan hilumnya menghadap ke bawah untuk perkecambahan.                Cara pembiakan pohon nangka dengan okulasi memerlukan keterampilan                khusus dan pengalaman dan persentase jadinya rendah. Keuntungannya                antara lain cepat berbuah dan sifatnya induknya dapat diturunkan.Tanaman                yang digunakan sebagai pangkal bawah adalah anakan nangka/cempedak                yang asalnya dari biji. 
Cara okulasinya adalah sebagai berikut:
- Sayat sebuah mata kayu (mata entras) dari batang nangka, dengan kulitnya kira-kira 2 cm dari atas sampai 2 cm di bawah mata. Kayu yang terbawa dibuang dengan hati-hati agar titik tumbuh mata tidak rusak.
- Sayat kulit pohon pangkal bawah , kira-kira 10-20 cm di atas leher akar dengan lebar 2-3 cm dan panjangnya 3-4 cm. Ungkitlah dari kayunya dan lidah kukit dipotong separuhnya. Masukkanlah mata tersebut ke dalam lidah kulit pohon pangkal bawah tersebut, sedemikian rupa, mata masih kelihatan di atas lidah kulit pohon yang dipotong. Kemudian ikatlah dengan tali rafia dan mata tetap tersembul keluar (jangan sampai terhimpit).
- Pada okulasi yang berhasil, sesudah 8-14 hari ikatan tali rafia harus dibuang. Apabila tunas sudah tumbuh sepanjang 1-10 cm, ikatlah tunas pada bagian atas pohon, agar tunas tumbuhnya lurus dan tidak dirusak karena digoyang-goyang angin. Bahan untuk cangkok diambil dari dahan muda/ranting baru berada di cabang pohon/tunas ranting baru yang berada di cabang pohon maupun tunas ranting yang belum produktif. Pencangkokkan dilakukan menjelang musim penghujan agar perakaran dapat tumbuh dengan baik. Namun demikian pencangkokkan dilakukan pada musim kemarau, tetapi harus disiram secara teratur.
Cara mencangkok dilakukan dengan cara mengupas kulit                sekeliling dalam 3-5 cm lebarnya. Luka yang telah dibuat dibiarkan                kering kena angin 1-2 hari. Kemudian luka bagian atas diolesi hormon                rootone F, setelah itu ditutup dengan tanah berkompos atau humus                yang telah dibasahi dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik                yang telah diberi lobang-lobang kecil.
3) Teknik Penyemaian Bibit
Biji disemai/ditanam ke dalam kantong-kantong plastik                yang sudah tersedia di bedengan sedalam setebal biji, setelah itu                ditutup lapisan tanah tipis. Biji akan berkecambah dengan rata-rata                daya kecambah dan persen jadi tanaman ± 90 %. Semai muda                dipotkan selambat-lambatnya setelah berdaun empat helai, karena                bibit yang lebih tua sulit untuk dipindahtanamkan (transplanting).                Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara menyemaikan 1-2 benih langsung                ke dalam satu wadah. Semai paling cocok disimpan di bawah naungan                (50-70 % intensitas cahaya matahari penuh).
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Untuk bibit dari biji, penyiraman dilakukan secara                teratur setiap pagi hari. Sebaiknya persemaian diberi naungan yang                tidak terlalu rapat dan menghadap ke arah timur guna mencegah penguapan                air yang terlalu cepat. Untuk bibit dari cangkokkan, penyiraman                dapat dilakukan secara teratur tiap hari untuk mencegah kekeringan.                Penyiraman ini dilakukan kalau belum ada hujan. Semai dari cangkokan                sebaiknya diberi naungan saat baru dipindahkan supaya tidak layu.
5) Pemindahan Bibit
Bibit yang akan diangkut ke lapangan penanaman sebaiknya                disiram terlebih dahulu. Pengangkutan bibit ke lapangan penanaman                dilakukan pagi atau sore hari dan dikerjakan dengan hati-hati. Pembongkaran                bibit di lapangan dikerjakan hati-hati seperti halnya pada waktu                pengangkutan. Apabila jarak angkutan bibit cukup jauh, maka bibit                yang telah dibongkar dirawat lebih dahulu beberap hari sebelum ditanam.                Bibit-bibit ini (dari biji) dapat ditanam di lapangan sewaktu masih                muda sekali, yaitu sebelum perakarannya tumbuh keluar pot, sebab                gangguan terhadap perakaran dapat mematikan bibit itu. Bibit juga                harus mempunyai ukuran tinggi 50-75 cm dan berumur 1-1 1/2 bulan.                Bibit dari okulasi dapat ditanam di lapangan pada umur 6-8 bulan.                Jika panjang tunas telah mencapai 2-30 cm, potonglah bagian atas                pohon pangkal dan lukanya ditutup parafin. Untuk okulasi sebaiknya                dilakukan pada saat udara cerah dan tidak hujan. Bibit dari cangkokan,                umumnya setelah 1-2,5 bulan, cangkokan sudah berakar banyak dan                cangkok dapat diambil. Setelah disapih beberapa hari, cangkok dapat                ditanam di lapangan.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Sebelum kegiatan penanaman dilaksanakan, perlu dilakukan                pemeriksaan lapangan dan berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan                ditentukan batas-batas areal.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan                tanaman nangka seperti gulma, genangan air, struktur serta pola                tekstur tanah harus dibenahi/dikendalikan. Untuk itu tindakan pembersihan                lapangan secara total, pengaturan drainase dan pengolahan tanah                terutama di tempat yang akan dibuat lobang tanam. 
2) Pembentukan Bedengan
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan                bedengan pembibitan sebagai berikut:
- Ukuran bedengan beragam tetapi biasanya digunakan antara 5 x1 m atau 10 x 1 m.
- Bedengan membusur arah Utara ke Selatan dan pinggirnya diperkuat dengan bambu, batu merah, atau kayu serta permukaannya ditinggikan 10-15 cm dari atas permukaan tanah.
- Antar bedengan berjarak 0,45 m dan setiap 5-10 m bedengan dibuat jalan pemeriksaan sekitar 60-100 m.
- Saluran air dibuat sepanjang kiri kanan pemeriksaan.
- Bedengan diberi naungan dengan atap nipah atau sarlom. Bagian yang menghadap ke timur dibuat lebih tinggi daripada yang menghadap ke Barat.
- Dalam bedengan disusun kantong-kantong plastik yang sudah diisi media tumbuh dan sudah diberi lobang-lobang kecil di bagian bawahnya. Media tumbuh yang digunakan campuran tanah lapisan olah, pupuk organik, dan pasir halus dengan perbandingan 2:1:1. Ukuran kantong plastik yang digunakan 20 x 30 cm dengan tebal 0,08 mm dan berwarna hitam.
3) Pengapuran
Apabila pH tanah bersifat terlalu asam atau basa maka                perlu dilakukan beberapa upaya agar nangka bisa tumbuh dan memberikan                hasil yang optimal. Apabila terlalu asam (pH<5) dapat ditambahkan                kapur, jika terlalu basa (pH>7)bisa ditambahkan belerang. Dosis                yang dipakai tergantung pada kondisi tanahnya namun sebagai pedoman                1 kg kapur atau belerang untuk 1 m 3 lobang tanam.
4) Pemupukan 
Pada lobang tanam, tanah hasil galian dicampur dengan                pupuk kandang 20 kg/lubang dan dolomit 0,5 kg/lubang (untuk menaikkan                pH). Tanah campuran ini dimasukkan ke lubang 2-3 minggu sebelum                penanaman. Seminggu sebelum tanam berilah pupuk NPK (15-15-15) 100                gram ke dalam lubang penanaman. 
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Pola usaha pekarangan adalah bertanam di lahan sekitar                rumah. Hasil ini tidak semata-mata untuk dijual tetapi sebagian                untuk dikonsumsi sendiri. Sedangakan pola usaha kebun yaitu bertanam                di lahan yang jauh lebih luas dari pekarangan dengan pertimbangan                hasilnya untuk memnuhi kebutuhan pasar, modal dan tenaga kerja cukup                tersedia serta lahannya sesuai dengan persyaratan tempat tumbuh                nangka. Pola usaha kebun dapat berbentuk kebun tanaman murni dan                kebun tanaman campuran. Pada kebun tanaman murni hanya ditanam satu                jenis tanaman yaitu seluruhnya ditanami nangka. Sedangkan di kebun                campuran, pohon nangka dicampur nenas, pepaya, dan sebagainya. Pohon                nangka yang dipelihara di kebun buah jarak tanamnya 8 - 12 m, dalam                pola segi empat atau segi enam: kepadatan yang umum adalah 100-120                batang/ha. Jarak tanamnya antara lobang tanam 12 x 12 m atau 4 x                6 m. 2) Pembuatan Lobang Tanam Lubang tanam dibuat dengan ukuran                0,5 x 0,5 x 0,5 m atau 1 x 1 x 0,5 m. Pada saat penggalian lubang                tanam, tanah bagian atas dipisahkan dari tanah bagian bawah. Tanah                bagian atas dicampur dengan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak                20 kg per lubang. Lubang tanah yang telah digali dibiarkan terbuka                selama 1-2 minggu, agar mendapat sinar matahari sehingga teroksidasi                dengan baik. Untuk menghindari kendala tanah asam, tanah galian                dicampur dengan dolomit/kapur pertanian sebanyak 0,5-1 kg per lubang                tanam dan tanah campuran ini dimasukkan ke dalam lubang 2-3 minggu                sebelum penanaman. Untuk tanah yang terlalu berat, selain pengolahan                tanah dapat pula ditambahkan pasir sebanyak 0,5 kaleng per lubang.                Seminggu sebelum tanam berilah NPK (15–15– 15) 100 gram                ke dalam lubang penanamn apabila perlu. Bibit hasil semaian atau                okulasi ditanam tegak dan kokoh ke dalam tengah lubang penanaman.                Jarak antara lubang tanam 12 x 12 m atau 4 x 6 m.
3) Cara Penanaman
Penanaman dilakukan sore hari atau pagi hari pada                permulaan musim penghujan yaitu saat curah hujan sudah cukup merata.                Bibit ditanam pada lubang yang sudah tersedia, tegak lurus. Sebelum                bibit ditanam, kantong plastik harus dibuang. Kalau penanaman dilakukan                di luar musim penghujan atau karena adanya kelainan iklim, yaitu                musim hujan tiba-tiba berubah menjadi kemarau lagi, maka bibit yang                telah ditanam perlu disiram secara teratur.
4) Pembuatan Lubang pada Mulsa
Pemberian mulsa di sekitar pohon nangka sangat perlu;                terutama pada saat musim kemarau untuk meningkatkan kelembapan tanah.                Namun pada musim hujan mulsa tidak diperlukan karena dapat mendatangkan                serangan jamur. Mulsa juga dapat dimasukkan ke dalam tanah sebagai                pupuk organi, pemberian dua kali per tahun sangat membantu pertumbuhan                tanaman. Pemberian pupuk pabrik majemuk dilakukan di Malaysia dengan                dosis 2-3 kg per pohon. 
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman tanaman yang mati dilakukan pada saat hujan                masih turun di tahun pertama dan tahun kedua.
2) Penyiangan
Penyiangan atau membebaskan tanaman dari serangan                gulma atau tumbuhan pengganggu dilakukan dengan cara membersihkan                gulma secara manual/kimia dari tanaman nangka dengan radius 1-2                m. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida misalnya                Paracol 1,5 liter dalam 600 liter air per ha atau Roundup 2-3 liter                dalam 800 liter air/ha. Penyiangan pertama dilakukan 1-2 bulan setelah                penanaman, selanjutnya setiap 2-4 bulan dilakukan selama 2-3 tahun.                Penyiangan dilakukan dengan cara manual atau kimiawi.
3) Pemupukan
Pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang atau                pupuk kompos 1-2 kali setahun sebanyak 20 kg per tanaman. Pemberian                pupuk anorganik dilakukan satu minggu setelah penanaman dengan dosis                100 gram NPK per tanaman. Pemupukan kedua pada umur 6 bulan dengan                dosis 150 gram NPK per tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada                tanaman umur 12 bulan dengan dosis 200 gram per tanaman. Pemupukan                keempat pada umur 18 bulan dengan dosis 250 gram per tanaman dan                pemupukan kelima dilakukan pada tanaman umur 24 bulan dengan dosis                300 gram per tanaman. Selanjutnya bagi tanaman yang sudah berbunga                pada lahan tidak subur dapat ditambahkan pupuk organik 650 gram/pohon.              
Untuk meningkatkan tanaman diperlukan tambahan pupuk                daun guna merangsang pembentukan daun. Pemberian pupuk daun dilakukan                selang 2 minggu sampai tanaman umur 17 bulan. Jenis pupuk daun yang                digunakan Gandasil D/Bayfolan.
4) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman nangka membutuhkan drainase yang baik. Pengairan                ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitasnya. Tanaman nangka                memiliki perakaran dalam, tidak membutuhkan penggenangan pada saat                musim kemarau karena tanaman nangka kurang toleran terhadap genangan.                Akarnya masih mampu meyerap air pada tanah yang dalam. Pemberian                air tambahan diperlukan selama dua tahun pertama pertumbuhannya.              
5) Pemeliharaan Lain
Pemangkasan dilakukan pada bagian tanaman yang tidak                subur dan tidak produktif. Pemangkasan cabang dilakukan terhadap                pohon nangka yang bertajuk rimbun agar sinar matahari tidak terhalangi                sehingga merangsang perbungaan. Pemangkasan dibatasi pada penjarangan                pucuk ketika pohon mulai ditanam dan sedikit pemotongan dahan-dahan                yang mengandung buah agar memudahkan mencapai buah untuk dibungkus                dan kemudian dipanen. Pemangkasan cabang dimaksudkan untuk mengatur                pembuahan, karena bunga betina muncul pada batang utama atau cabang                primer. Perangsangan pembungaan dilakukan dengan cara melukai, mengebor/mengikat                batang. Tujuan perlakuan untuk menghambat hasil asimilasi daun agar                tidak meyebar ke seluruh bagian tanaman, melainkan untuk merangsang                pembungaan. Agar buah nangka hasilnya baik dan besar, lakukan penjarangan                buah. Buah yang mulai membesar bungkuslah dengan kantong/kertas                semen yang sudah dicelupakan ke dalam larutan insektisida. Bisa                juga dibungkus dengan anyaman dedaunan, misalnya menggunakan daun-daun                palem atau anyaman kelapa. Tindakan ini dapat menghalangi serangan                tikus atau kelelawar, dan memikat semut yang dapat mengusir serangga                lain sehingga diperoleh buah yang kulitnya mulus dan cerah.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
Ulat diaphania caesalis yaitu penggerek pucuk, membuat                terowongan sampai ke kuncup, pucuk muda, dan buah. Pemotongan bagian                yang terserang memutuskan daun hidupnya karena ulat-ulat ini akan                menjadi pupa di dalam terowongan itu; buah dilindungi dengan dibungkus                atau disemprot insektisida Thiodan 35 EC. Penggerak kulit batang;                berupa ulat-ulat Indarbela tetraonis dan Batocera rufomaculata diberantas                dengan mengasap lubang-lubang mereka/disemprot dengan insektisida                sistemik yang mengandung bahan aktif karboril (Sevin 85 S). Kumbang-kumbang                belalai (weevil) coklat yang menyerang kuncup, Ochyromera artocarpi,                merupakan hama nangka yang khas. Tempayaknya (grubs) masuk ke dalam                kuncup dan buah yang masih lunak, yang dewasa memakan daun. Bagian                tanaman yang terserang dihancurkan, dan diperlukan insektisida.                Menyeruaknya kumbang bersayap selaput (spittle bug), Cosmoscarata                relata, memakan daun muda. Nimfa hidup bersama-sama dalam suatu                massa busa yang disekresi oleh mereka ; nimfa dipungut dan dihancurkan.                Larva lalat buah , Dacus dorsalis dan D. umbrosus sering menyerang                buah. Untuk menghindari serangannya, buah nangka hendaknya dibungkus;                buah yang matang atau kelewat matang jangan dibiarkan bergeletakkan                di tanah, tetapi hendaknya dikubur-kubur dalam, dan penyemnprotan                pada umpan dapat dilakukan. Hama-hama lainnya adalah bermacam-macam                serangga pengisap, seperti kutu tepung, afid, lalat putih, dan ‘thrips’,                juga ulat perekat daun (leaf webber). Hama nangka yang lain adalah                kepik Helopeltis (Miridae,Hemiptera). Nimfa dan kepik dewasa menghisap                cairan bagian tanaman yang masih muda (daun dan buah). Ukuran telurnya                1,5 m, diletakkan dengan cara ditusukkan pada jaringan tanaman.                Masa inkubasi 5-7 hari. Nimfa dan kepik dewasa warnanya bervariasi,                hijau atau kuning-kehitaman dan kuning oranye. Mengalami 5 kali                masa instar. Kepik dewasa panjangnya berkisar 6,5-7,5 mm dengan                kemampuan bertelur sampai 18 butir. Beberapa musuh alami diantaranya                yang berupa parasit adalah Euphorus helopeltis, Erythmelus helopeltis                dan sebagai predator adalah Sycanus leucomesus, Isyndrus sp. dan                Cosmolestes picticeps. Untuk pengendaliannya populasi biasanya terkendali                oleh musuh alam apabila populasi tinggi dapat dilakukan dengan insektisida                misal Lannate 25 WP, Atabron 50EC.
7.2. Penyakit
Bakteri mati bujang (Erwinia carotovora) sering menyerang                pohon nangka, juga cempedak. Jamur tersebut pertama kali menyerang                bagian pucuk dan turun pada tajuk berikutnya. serangan yang hebat                dapat mematikan pohonnya. Di India dilaporakan serangan busuk akar                dan busuk batang dilakukan oleh jamur Rhizopus artocarpi yang menyebabkan                keruguian tanaman hingga 15-30 %. Jamur ini umunya meyerang tunas                bunga. Beberapa penyakit yang cukup penting antara lkain Colletotrichum                lagenarium, Phomopsis artocarpina, Septoria artocarpi, dan Corticium                salmonicolor. Jamur tersebut kebanyakan menyerang pada musim penghujan.                Pemotongan bagian tanaman yang terserang akan banyak membantun mengatasi                serangan, di samping itu sanitasi kebun dan pemupukan dapat meningkatkan                kesehatan tanaman.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Kematangan buah ditentukan melalui kriteria sebagai                berikut: 
- Apabila buah tersebut dipukul-pukul dengan benda (misalnya punggung pisau) akan berbuyi nyaring.
- Perubahan warna kulit buahnya dari hijau pucat ke kuning kehijau-hijauan atau kecoklat-coklatan.
- Mengeluarkan bau yang khas atau aromanya harum.
- Durinya mulai lunak dan jarak satu duri dengan duri lainnya semakin lebar
- Kulit buah terlihat seperti akan pecah.
8.2. Cara Panen
Cara pemetikan buah nangka matang ialah gagangnya                dipotong dengan pisau tajam dan buah nangka itu diturunkan dengan                hati-hati. Pohon nangka yang berbuah besar berbuah pada umur 5-10                tahun sedangkan nangka mini pada umur 1,5-2 tahun. Pada umumnya                buah masak setelah 8 bulan sejak bunganya muncul.
8.3. Periode Panen
Umur maksimum produksi buah 20-30 tahun, sesudah itu                harus diremajakan. Hasil buah per tahun per pohon beragam umumnya                berkisar 8-12 buah / pohon / tahun. 
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Buah nangka dikumpulkan oleh pemborong atau dibawa                langsung ke pasar dan dijual ke pedagang eceran atau dibelah dan                dilepas satu-satu untuk dijual langsung ke konsumen.
9.2. Penyimpanan
Daging buah nagka yang tebal itu seringkali diekstrak,                dibersihkan, dan dijual dalam keadaan ekstrak segar. Jika persediaan                melimpah, buah nangka diawetkan, caranya ialah: daging buah dipisahkan                dari bijinya, kemudian dicuci, dipipihkan, dan dijemur ditambah                gula atau sirop, atau tanpa diberi apa-apa. Hasil olahan ini dijual                sebagai kue kering. Di semenanjung Malaysia dilakukan pengalengan.
9.3. Penanganan Lain
Daging buah nangka digunakan untuk mengharumkan es                krim dan minuman/dijadikan madu nangka, konsentrat, atau tepung                dan dimanfaatkan dalam pembuatan minuman. Biji nangka bisa dibuat                tepung biji nangka yang dicampurkan ke dlam tepung gandum untuk                pembuatan roti. Penggunaan tepung biji nangka sebagai bahan substitusi                sebagian tepung terigu dalam pembuatan cookies dan BMC (Bahan Makanan                Campuran). 
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha tani tanaman nangka buah                besar seluas 1 ha pada tahun 1999 di daerah Sukabumi (Jawa Barat).
-  Biaya produksi tahun ke-1                  - Tanah 1 ha @ m 2 x Rp. 15.000,- Rp. 15.000.000,-
- Bibit 150 pohon @ Rp. 50.000,- Rp. 7.500.000,-
- Pupuk                      - Kandang 9500 kg @ Rp. 60,- Rp. 570.000,-
- Urea 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
- TSP 1400 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 2.100.000,-
- KCl 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
- NPK 1400 kg @ Rp. 2.800,- Rp. 3.920.000,-
- Hormon/mineral 70 liter @ Rp. 3.500,- Rp. 245.000,-
 
- Obat dan pestisida                      - Insektisida 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
- Fungisida 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
 
- Alat dan bangunan                      - Bangunan dan sumur Rp. 2.500.000,-
- Alat semprot 2 unit @ Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-
- Cangkul 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
- Sabit 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp. 7.000,-
- Garpu 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-
- Golok 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
- Gunting pangkas 3 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-
- Gergaji pangkas 2 buah @ Rp. 6.000,- Rp. 12.000,-
- Ember 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
 
- Tenaga kerja tetap                      - Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,- Rp. 3.600.000,-
- Pakaian 5 x Rp. 45.000,- Rp. 225.000,-
- THR 5 x Rp. 25.000,- Rp. 125.000,-
 
- Tenaga kerja lepas                      - Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 45.000,-
- Memupuk dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
 
 - Jumlah biaya produksi tahun ke-1 Rp. 42.115.000,-
 
- Pendapatan dan keuntungan                  - Tahun ke-5 produk ke 1: 0,25x150x30xRp. 30.000 Rp. 33.750.000,- maka Keuntungan Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000 = - Rp. 8.365.000,-
- Tahun ke-6 produk ke 2: 0,25x150x60xRp. 30.000 Rp. 67.500.000,- maka Keuntungan Rp. 67.500.000-Rp.8.365.000+Rp. 16.765.000 Rp. 42.370.000,-
 
- Investasi rata-rata perpohon: Rp. 175.096,-
Keterangan: pada tahun ke-7 keuntungan sudah dapat                menutupi investasi yang dikeluarkan.
10.2. Gambaran Peluang Agrobisnis
Prospek buah nangka sebenarnya dapat dikatakan cukup                cerah. Perrmintaan komoditas buah ini selalu menunjukkan peningkatan,                baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sayangnya, besarnya                permintaan belum dapat diimbangi dengan produksinya. Kondisi tersebut                antara lain disebabkan masih jarangnya perkebunan nangka yang dikelola                dengan pendekatan agribisnis. Prospek untuk meluaskan nangka di                Asia Tenggara agak suram. Pohon dan buahnya memiliki beberapa sifat                buruk : hasil sulit diperhitungkan, baik kualitasnya maupun waktunya,                kerugian hasil,karena penyakit dan hama, baunya yang terlalu menyenga                dan ukuran buahnya terlalu besar yang mengurangi potensi pasar ekspor.                Akibatnaya secara ekonomis hasilnya lebih rendah jika misalnya dibandingkan                dengan belimbing manis, nangka dan jambu biji. Pemeliharaan kultivar-kultivar                unggul merupakan langkah yang penting sekali dalam menutup perbedaan                antara potensi dan budidaya. Ada beberapa kultivar yang baru dan                rasanya memikat konsumen yang sudah biasa memakannya; kultivar-kultivar                ini dapat digunakan untuk menembus pasaran lain. Jika kultivar-kultivar                dapat menggeser populasi yang berasal dari benih, menjadi mudahlah                mempelajari fenotipe pohonnya, mengingat semua pohon dari satu kultivar                memilki genotipe yang sama. Ini berarti perbedaan antar pohon dalam                irama pertumbuhan, waktu berbunga, intensitas penyerbukan, pembentukan                buah dan hasil produksi mungkin disebabkan oleh adanya faktor-faktor                lingkungan. Jadi pengamatan fenologi suatu kultivar di berbagai                lingkungan dapat memberikan gambaran bagaimana berfungsinya pohon                dan memberikan pertanda untuk menyisihkan faktor-faktor pembatas                hasil. Peranan nangka pada masa mendatang bertumpu pada pemakaian                secara umum bahan pembiak melalui klon dan adanya pengertian yang                baik terhadap fenologi pohon dan kelebatan buahnya.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan syarat                mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan syarat penandaan.
11.2. Diskripsi …
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu …
11.4. Pengambilan Contoh 
Satu partai/lot buah nangka segar yang terdiri maksimum                1.000 kemasan atau 1000 buah, contoh diambil secara acak dari jumlah                kemasan atau jumlah buah dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 1–5, pengambilan contoh semua.
- Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 6–100, pengambilan contohminimum 5.
- Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 101–300, pengambilan contoh minimum 7.
- Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 301–500, pengambilan contoh minimum 9.
- Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 501-1001, pengambilan contoh minimum 10.
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil                sekurang-kurangnya tiga buah kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan                isi kurang dari tiga buah diambil satu buah. Petugas pengambil contoh                harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu                dan diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.
11.5. Pengemasan
Buah nangka seyogyanya dikemas sesuai dengan pasar                yang dituju. Umumnya dikemas dengan kotak karton berkapasitas 10-12                kg atau dikemas dalam keranjang bambu/kayu atau peti kayu berkapasitas                35-50 kg. Label atau gantungan yang menyertai setiap kemasan harus                mudah dilihat dan berisi
informasi :
informasi :
- Produksi Indonesia.
- Nama perusahaan/eksportir.
- Nama kultivar nangka.
- Kelas mutu.
- Jumlah buah dalam kemasan.
- Berat kotor.
- Berat bersih.
- Identitas pembeli di tempat tujuan.
- Tanggal panen.
12. DAFTAR PUSTAKA
- Anonimous, 1975. Bertanam Pohon Buah-buahan Jilid II. Yayasan Kanisius, Jakarta
- Anonimous, 1993. Ragam Buah Unggul Nasional. Bonus Trubus No. 289- Desember 1993/Tahun XXIV
- Anonimous, 1984. Nangka Misin, Gabungan Nangka dan Cempedak. Buletin Informasi Pertanian, 1983/1984; No. 05. Departeman Pertanian.
- Harry, N.R, 1994. Nangka. Dalam Lembaran Informasi Prosea. No.7. PROSEA Indonesia- Yayasan PROSEA, Bogor. Hal: 41-42
- Heyne, K, 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Cetakan I. Badan Litbang Kehutanan, Jakarta
- Lembaga Biologi Nasional LIPI, 1977. Buah-buahan Cetakan Kedua. PN. Balai Pustaka, Bogor
- Saptorini, N, Eti Widayati, dan Lila Sari, 1994. Membuat Tanaman Cepat Berbuah Edisi VIII. Penerbit: Penebar Swadaya, Jakarta
- Suharti, Sri dan Harun Alrasyid, 1993. Pedoman Teknis Tanaman Buah Nangka (Artocarpus Heterophyllus Lamk). Informasi Teknis No. 41. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi Alam, Bogor
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di                Perdesaan, BAPPENAS

 

0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami