Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

VULKANISME

Kamis, 08 Maret 2012

Proses keluarnya magma dari  dalam bumi menuju ke permukaan  bumi  disebut vulkanisme. Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung api.
1.  Instrusi dan ekstrusi magma
Di dalam kulit bumi, di bawah gunung api terdapat rongga besar dengan dinding tidak beraturan disebut dapur magma. Dapur magma berisi benda cair liat  sangat panas, yang disebut magma. Magma   yang  mencapai  permukaan bumi disebut lava. Lava pijar yang keluar dari gunung api, suhunya masih sangat tinggi yaitu masih beberapa ratus drajad celsius.  Setelah  beberapa  lama  suhu  lava makin dingin dan  akhirnya membeku  menjadi  batuan  beku.  Magma  yang  menerobos  atau menyusup menuju permukaan  bumi  ada  yang membeku sampai di permukaan bumi, tetapi  ada pula  yang  sudah membeku  sebelum  sampai  ke  permukaan  bumi.  Apabila  penyusupan magma  tersebut  tidak mencapai  permukaan  bumi   disebut intrusi  magma,  dan  bila  sampai  di  permukaan  bumi disebut ekstrusi magma.
2.   Bentuk gunung api
Menurut bentuknya gunung api digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu
a.  Gunung  api perisai, yaitu gunung api yang bentuknya seperti perisai  atau tameng. Gunung api  ini lerengnya sangat landai. Contoh: G. Maona Loa di Hawaii. Erupsi yang dimikian disebut erupsi efusif.
b. Gunung api strato, yaitu gunung api yang berbentuk seperti kerucut. Gunung semacam ini makin lama akan makin bertambah tinggi. Pada umumnya gunung api di Indonesia termasuk jenis gunung api strato.
c. Gunung api maar, yaitu gunung api yang  lubang kepundan berbentuk corong. Contoh: Gunung Paricutin di Meksiko, Gunung Rinjani di Nusa Tenggara. Bila dasar dan dinding corong kepundan tak dapat ditembus air maka akan terbentuk danau kawah, seperti pada G. Rinjani.
3.    Material hasil erupsi
Pada waktu gunung api meletus, material yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis. Ketiga jenis itu adalah material padat, material cair (lava cair) dan gas. Material padat yang disebut  piroklastika, dan dibedakan menjadi:
a.  batu-batu besar disebut bom,
b.  batu-batu kecil disebut lapili,
c.  kerikil dan pasir, 
d.  debu atau abu vulkanis.
Gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung api disebut ekshalasi. Gas-gas tersebut dapat berujud asam sulfida (H2S), asam sulfat (H2SO4), carbon dioksida (CO2), klorida (CL), uap air (H2O) dan sulfida (HCL). Letusan gunung api yang sangat dahsyat dapat menghancurkan puncak gunung, sehingga  terbentuk  kawah yang sangat luas dan berdinding terjal yang disebut kaldera. Contohnya adalah : Kaldera Tengger  (lebarnya 8 km), kaldera Ijen  (lebarnya 11 km) , Kaldera Iyang (17 km), kaldera Tambora (lebarnya 6 km), dan kaldera Batur (lebarnya 10 km).
Gunung api yang akan meletus biasanya mengeluarkan tanda-tanda alami sebagai berikut:
a.  suhu di sekitar kawah naik;
b. banyak sumber air di sekitar gunung itu mengering;
c.  sering terjadi gempa (vulkanik); 
d.  sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung; 
e. banyak binatang yang menuruni lereng.
Beberapa jenis hewan mampu menangkap tanda-tanda alami bahwa gunung yang ditempatinya akan meletus. Jenis hewan itu antara lain monyet, kelelawar dan harimau.

4.  Gejala post vulkanik
5.  Keuntungan adanya gunung api
6.   Kerugian adanya gunung api
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.