Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Definisi Anak Berkebutuhan Khusus

Jumat, 10 Februari 2012

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Definisi Anak  Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan/ penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional) dalam proses pertumbuhkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.
Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability, impairment, dan handicaped. Menurut World Health Organization (WHO), definisi masing-masing istilah adalah sebagai berikut:
  1. Impairment: merupakan suatu keadaan atau kondisi di mana individu mengalami kehilangan atau abnormalitas psikologis, fisiologis atau fungsi struktur anatomis secara umum pada tingkat organ tubuh. Contoh seseorang yang mengalami amputasi satu kakinya, maka dia mengalami kecacatan kaki.
  2. Disability: merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami kekurangmampuan yang dimungkinkan karena adanya keadaan impairment seperti kecacatan pada organ tubuh. Contoh pada orang yang cacat kakinya, maka dia akan merasakan berkurangnya fungsi kaki untuk melakukan mobilitas.
  3. Handicaped: merupakan ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment atau disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada individu. Handicaped juga bisa diartikan  suatu keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena adanya kelainan dan berkurangnya fungsi organ individu. Contoh orang yang mengalami amputasi kaki sehingga untuk aktivitas mobilitas atau berinteraksi dengan lingkungannya dia memerlukan kursi roda.


Secara Umum Faktor Penyebab terjadinya Anak Berkebutuhan Khusus adalah:
Ada berbagai faktor yang menjadi kontributor terjadinya anak berkebutuhan khusus, yaitu:
1. Herediter
Faktor herediter atau faktor keturunan atau faktor genetic yang dimaksud adalah adanya kelainan kromosom, salah satunya adalah kelainan pada kromosom ke 21 yang disebut trisomi 21, yang menyebabkan down’s syndrome pada anak yang dilahirkan oleh seorang ibu. Usia ibu pada saat hamil di atas 35 tahun juga dapat memiliki resiko melahirkan anak berkelainan. Seperti tampak dalam table yang dikutip dari Adrian, A (1994:454)

Usia Ibu saat Hamil
Kemungkinan Melahirkan Anak Down’s Syndrome
20 tahun
1 dalam 2000 kelahiran
25 tahun
1 dalam 1200 kelahiran
30 tahun
1 dalam 1000 kelahiran
35 tahun
1 dalam 660 kelahiran
40 tahun
1 dalam 800 kelahiran
45 tahun
1 dalam 17 kelahiran
49 tahun
1 dalam 10 kelahiran

2. Infeksi
Infeksi dapat menjadi penyebab terjadinya kelainan baik langsung maupun tidak langsung, terutama infeksi yang terjadi ketika ibu sedang mengandung,
contohnya infeksi TORCH (toksoplasma; rubella, citomegalo virus, herpes), folio, meningitis dan lain sebagainya.

3. Keracunan
Keracunan dapat menjadi penyebab munculnya kelainan pada diri seorang anak, salah satu yang dapat menyebabkan keracuanan adalah karena ibu pada saat hamil mengkonsumsi alcohol secara berlebihan yang disebut FAS (fetal alcohol syndrome), selain itu ibu hamil yang mengkonsumsi obat-obat yang dijual bebas di pasaran tanpa mengikuti petunjuk, dapat membuat janin keracunan, dan menyebabkan kelainan pada anak.

4. Trauma
Trauma kelahiran seperti ketika lahir anak mengalami kekurangan oksigen (tidak bernafas untuk beberapa saat), sehingga suplai oksigen ke dalam otak kurang (afeksia), dapat menyebabkan kelainan pada anak, atau juga kelahiran yang dibantu dengan alat sehingga menyebabkan cedera otak. Bencana alam seperti gempa bumi juga dapat menyebabkan trauma pada anak.

5. Kekurangan gizi
Kekurangan asupan gizi pada saat tumbuh kembang anak juga dapat menyebabkan kelainan pada anak, seperti busung lapar.
Dilihat dari waktu terjadinya kelainan dapat dibagi menjadi: Pre-natal; peri-natal, pasca natal.

Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
1.Anak dengan  Gangguan Penglihatan (Tunanetra)
Anak dengan  gangguan penglihatan (Tunanetra) adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihataan sedemikian rupa, sehingga membutuhkaan layanan  khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya.
Layanan khusus dalam pendidikan bagi mereka, yaitu dalam membaca menulis dan berhitung diperlukan huruf Braille bagi yang buta, dan bagi yang sedikit penglihatan (low vision) diperlukan kaca pembesar atau huruf cetak yang besar, media yang dapat diraba dan didengar atau d B. Faktor-faktor Penyebab Ketunanetraan.
Faktor-faktor Penyebab Ketunanetraan:
Secara ilmiah ketunanetraan anak dapat disebabkan oleh berbagai factor, apakah itu factor dalam diri anak (internal) ataupun factor dari luar anak (eksternal).
·         Factor internal yaitu factor-faktor yang erat hubungannya dengan keadaan bayi selama masih dalam kandungan : factor gen (sifat pembawa keturunan), kondisi psikis ibu, kekurangan gizi, keracunan obat dan sebagainnya.
·         Factor eksternal yaitu factor-faktor yang terjadi pada saat atau sesudah bayi dilahirkan. Misalnya : kecelakaan, terkena penyakit siphilis yang mengenai matanya saat dilahirkan, pengaruh alat bantu medis (tang) saat melahirkan sehingga system sayafnya rusak, kurang gizi atau vitamin, terkena racun, virus trachoma, panas badan yang terlalu tinggi, dan peradangan mata karena penyakit, bakteri, atau virus.
Layanan khusus dalam pendidikan bagi mereka, yaitu dalam membaca menulis dan berhitung diperlukan huruf Braille bagi yang buta, dan bagi yang sedikit penglihatan (low vision) diperlukan kaca pembesar atau huruf cetak yang besar, media yang dapat diraba dan didengar atau d B. Faktor-faktor Penyebab Ketunanetraan.
2. Anak dengan Gangguan Pendengaran (Tunarungu)
Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga mengalami gangguan berkomunikasi secara verbal. Walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar, mereka masih tetap memerlukan layanan pendidikan khusus.


Penyebabnya :
Penyebab gangguan pendengaran dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pada saat kehamilan (prenatal), saat kelahiran (perinatal), setelah kelahiran (postnatal). Bayi denagn risiko tinggi terhadap gangguan pendengaran dapat dilihat dari riwayat keluarga dengan tuli sejak lahir, saat hamil menderita infeksi TORCHS, kelainan anatomi kepala-leher, syndrome yang berhubungan dengan tuli congenital, berat badan lahir kurang dari 1500 gram, meningitis bekterialis, hiperbilirubinemia (bayi kuning), Asfikasi berat (saat lahir tidak menangis), pemberian obat ototoksik.
Penangananya :
Pemasangan Alat Bantu Dengar (ABD), segera setelah diketahui gangguan pendengaran, supaya segera mendapat input informasi melalui jalur pendengaran. Fitting Alat Bantu Dengar (ABD), penting dilakukan untuk mengetahui apakah ABD sesuai untuk anak. Terapi wicara, untuk melatih kemampuan mendengar, berbicara and berbahasa.
3.  Anak dengan Gangguan Intelektual (Tunagrahita)
Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental- intelektual di bawah rata-rata,  sehingga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Karakteristik anak tunagrahita menurut Brown (1991) Wolery & Haring, 1994 pada Exceptional Children, fifth edition, p.485-486, 1996 menyatakan:
  1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari pengetahuan abstrak atau yang berkaitan, dan selalu cepat lupa apa yang dia pelajari tanpa latihan yang terus menerus.
  2. Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.
  3. Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak tunagrahita berat.
  4. Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak denga tunagrahita berat mempunyai ketebatasab dalam gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun tanpa bantuan. Mereka lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangatsederhana, sulit menjangkau sesuatu , dan mendongakkan kepala.
  5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak tunagrahita berat sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti: berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untuk mempelajari kemampuan dasar.
  6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahta ringan dapat bermain bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai tunagrahita berat tidak meakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan kesulitan bagi anak tunagrahita dalam memberikan perhatian terhadap lawan main.
  7. Tingkah laku kurang wajar yang terus menerus. Banyak anak tunagrahita berat bertingkah laku tanpa tujuan yang jelas. Kegiatan mereka seperti ritual, misalnya: memutar-mutar jari di depan wajahnya dan melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri, misalnya: menggigit diri sendiri, membentur-beturkan kepala, dll.
Penyebabnya :
§  Akibat infeksi/ Intoksikesi
§  Akibat Rudapaksa ata sebab fisik lain
§  Akibat gangguan metabolisme/pertumbuhan zat gizi
§  Akibat kelainan pada kromosom
§  Akibat kelainan genetik dan metabolic yang diturunkan
§  Akibat penyakit otak yang nyata
§  Akibat penyakit/prenatal yang tidak jelas
§  Akibat Prematuritas pada kehamilan wanita di atas 40 tahun
§  Akibat gangguan jiwa berat
§  Akibat deprivasi psikososial

Penangananya :
§  Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya sekolah di SLB.
§  Dapat diberi Neuroleptika kepada yang gelisah,Hiperaktif atau dektruktif.
§  Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan fragmatis dengan tujuan antara lain : Memmbanu mereka dalam mengatasi Frustasi.
4. Anak dengan Gangguan Gerak Anggota Tubuh  (Tunadaksa)
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada anggota gerak [tulang, sendi,otot]. Mereka mengalami gangguan gerak karena kelayuhan otot, atau gangguan fungsi syaraf otak (disebut Cerebral Palsy /CP].
Karakteristik Tuna Daksa ;
Ditinjau dari aspek psikologis, anak tunadaksa cenderung merasa malu, rendah diri dan sensitif, memisahkan diri dari lingkungan. Disamping karakteristik tersebut terdapat beberapa problema penyerta bagi anak tunadaksa antara lain:
·         Kelainan perkembangan/intelektual
·         Ganguan pendengaran.
·         Gangguan penglihatan.
·         Gangguan taktik dan kinestetik.
·         Gangguan pesepsi
·         Gangguan emosi.
Penyebabnya :
Sebab-sebab pada saat kelahiran (fase natal, peri natal)
Hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan otak bayi pada saat bayi dilahirkan antra lain:
1.      Proses kelahiran yang terlalu lama karena tulang pinggang ibu kecil sehingga bayi mengalami kekurangan oksigen, kekurangan oksigen menyebabkan terganggunya sistem metabolisme dalam otak bayi, akibatnya jaringan syaraf pusat mengalami kerusakan.
2.      Pemakaian alat bantu berupa tang ketika proses kelahiran yang mengalami kesulitan sehingga dapat merusak jaringan syaraf otak pada bayi.
3.      Pemakaian anestasi yang melebihi ketentuan. Ibu yang melahirkan karena operasi dan menggunakan anestesi yang melebihi dosis dapat mempengaruhi sistem persyarafan otak bayi, sehingga otak mengalami kelainan struktur ataupun fungsinya.
Sebab-sebab setelah Proses kelahiran (fase post natal)
Fase setelah kelahiran adalah masa mulai bayi dilahirkan sampai masa perkembangan otak dianggap selesai, yaitu pada usia 5 tahun.
Hal-hal yang dapat menyebabkan kecacatan setelah bayi lahir adalah:
1. Kecelakaan/trauma kepala, amputasi.
2. Infeksi penyakit yang menyerang otak.
3. Anoxia/hipoxia.

Penangananya :
1. Sekolah Khusus untuk Anak Tunadaksa Ringan (SLB-D)
2. Sekolah Khusus untuk Anak Tunadaksa Sedang (SLB-D1)
3. Sekolah Terpadu/Inklusi

5.Anak dengan gangguan Prilaku dan Emosi (Tunalaras)
Anak dengan gangguan prilaku (Tunalaras) adalah anak    yang    berperilaku menyimpang baik pada taraf sedang, berat dan sangat berat, terjadi pada usia anak dan remaja, sebagai akibat terganggunya perkembangan emosi dan sosial atau keduanya, sehingga merugikan dirinya sendiri maupun lingkungan, maka dalam mengembangkan potensinya memerlukan pelayanan   dan pendidikan secara khusus.

Karakteristik  yang tampak menonjol pada kepribadian anak tunalaras antara lain :
1.      Kurang percaya diri
2.      Menunjukkan sikap curiga pada orang lain
3.      Selalu dihinggapi perasaan rendah diri atau sebaliknya
4.      Selalu menunjukkan permusuhan terhadap orang lain
5.      Suka melawan otoritas
6.      Suka mengisolasi diri
7.      Kecemasan atau ketakutan yang berlebihan
8.      Tidak memiliki ketenangan jiwa
9.      Beberapa diantaranya hiperaktif
10.  Sering melakukan bentrokan atau berkelahi

Penyebabnya :
1. Kondisi keluarga yg tidak harmonis (broken home).
2. Kurangnya kasih sayang orang tua karena kehadirannya tidak diharapkan.
3. Kemapuan sosial dan ekonomi rendah
4. Adanya konflik budaya yaitu adanya perbedaan pandangan hidup antara keadaan sekolah dan kebiasaan keluarga.
5. Berkercerdasan rendah atau kurang dapat mengikuti tuntutan sekolah.
6. Adanya pengaruh negatif dari geng-geng atau kelompok.
7. Adanya ganguan atau kerusakan pada otak (brain damage)
8. Memiliki ganguan kejiwaan bawaan.

Penangananya :
Dengan Memberi pelayanan :
1. Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhkan di sekolah regular kelas khusus bila anak tunalaras perlu belajar terpisah dari teman sekelas.
2. SLB-E (bagaian tunalaras)tanpa asmara.
3. SLB-E dengan asmara,bagi anak yg tingkat kenakalan berat.
4. Terapi perilaku sosial.
5. Terapi kelompok (peer teaching).
6. Anak dengan Kecerdasan Tinggi dan Bakat Istimewa (Gifted and Tallented)
Anak yang memiliki potensi kecerdasan tinggi (giftted) dan Anak yang memiliki Bakat Istimewa (talented) adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment ) di atas anak-anak seusianya ( anak normal ), sehingga untuk mengoptimalkan potensinya, diperlukan pelayanan pendidikan khusus.
§  Penangananya :
§  Kecerdasan tinggi dalam aneka kemampuan umum dan khusus.
§  Ketekunan dan kesungguhan
§  Kreatif

Penangananya :
Beberapa kemungkinan pelayanan anak berbakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat.

2) Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah).
3) Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual.
4) Membangun kelas khusus untuk anak berbakat.
7. Anak Lamban Belajar ( Slow Learner)
Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah anak normal, tetapi tidak termasuk anak tunagrahita (biasanya memiliki IQ sekitar  80-85). Dalam beberapa hal anak ini mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan kemampuan untuk beradaptasi, tetapi lebih baik dibanding dengan yang tunagrahita. Mereka membutuhkan waktu belajar lebih lama disbanding dengan sebayanya.  Sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan khusus.
Penyebabnya :
§  Faktor keturunan
§  Fungsi otak kurang normal
§  Kekurangan gizi
§  Faktor lingkungan
 Penangananya :
1.      Pemeliharaan sejak dini
2.      Pengembangan secara keseluruhan
3.      Lembaga pendidikan khusus atau umum
4.      Memberikan pelajaran tambahan
5.      Latihan indra :
§ Latihan indra
§ Latihan koordinasi
§ Latihan konsentrasi
§ Latihan keseimbangan
6.      Prinsip belajar
7.      Dukungan orang tua

8. Anak Berkesulitan Belajar Spesifik
Anak berkesulitan belajar adalah individu yang mengalami gangguan dalam suatu proses psikologis dasar, disfungsi sistem syaraf pusat, atau gangguan neurologis yang dimanifestasikan dalam kegagalan-kegagalan nyata dalam: pemahaman,  gangguan mendengarkan, berbicara, membaca, mengeja, berpikir, menulis, berhitung, atau keterampilan sosial.
Penyebabnya :
1) Faktor organik dan biologis (organic and biological Faktors).
2) Faktor genetika (genetic Faktors), dan
3) Faktor lingkngan ( environmental Faktors)
Penangananya :
Penanganan Secara Umum
Anak disleksia dapat belajar di sekolah reguler ataupun disekolah khusus. Jika dengan kesulitan belajarnya tersebut, anak masih dapat mengikuti pelajaran dengan nilai yang “cukup” dan perkembangan sosial dan emosinya tidak terganggu, maka kondisi ini masih memungkinkan anak itu untuk belajar disekolah reguler. Namun jika kesulitannya itu sangat berpengaruh pada prestasi belajarnya, bahkan sampai tidak naik kelas, maka anak seperti ini sebaiknya ditangani di sekolah khusus agar memperoleh penanganan yang lebih terfokus.


9.Anak Autis
Autis dari kata auto, yang berarti sendiri, dengan  demikian  dapat diartikan  seorang anak yang hidup dalam dunianya.  Anak autis cenderung mengalami hambatan dalam interaksi, komunikasi, dan perilaku sosial.
Karakteristiknya :
Penyebabnya :
§  Tambalan gigi ibu hamil
§  KAndungan Nutrisi dalam SUSU - AHA, DAH, FOLAT dan unsur lain...
§  Kandungan CO2 dalam udara
§  PRODUK KOSMETIK PEMUTIH WAJAH DAN KULIT segala jenis
§  KADAR STRESS Ibu yang mengandung
§  Pola makan dan kebiasaan makan yang buruk
§  Kesalahan Pola Asuh Anak
§  Keterlambatan Terapi
Penangananya :
§  PenangananBiomedis
§   Medikamentosa
§  TerapiSensory Integration
§  TerapiABA
§  Pendidikankhusus
10. Tuna Ganda
Pengertian dan Karakteristik Anak Tunaganda
 Yang disebut anak tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius ,sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.
Penyebabnya :
§  Faktor Prenatal :
ketidaknormalan kromosom komplikasi-komplikasi pada anak dalam kandungan ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu, kekurangan gizi ibu yang sedang mengadung, serta terlalu banyak menkonsumsi obat dan alcohol.
§  Faktor Natal :
Kelahiran prematur kekurangan oksigen pada saat keiahiran luka pada otak saat kelahiran.
§   Faktor natal :
 Kepala mengalami kecelakaan kendaraan ,jatuh ,dan
 mendapat pukulan atau siksaan ,
§  Nutrisi yang salah :
Anak tidan dirawat dangan baik, keracunan makanan
atau penyakit tertentu yang sama, sehingga dapat
berpengaruh tehadap otak (meningitis atau encephalities).
11.  Anak yang menderita HIV dan AIDS serta penyakit kronis lainnya
12.  Anak di daerah terpencil dan atau terbelakang
13.  Anak di daerah perbatasan Negara
14.  Anak dari masyarakat adat dan atau kelompok minoritas
15.  Anak korban bencana social
16.  Anak dari keluarga yang tidak mampu dari segi ekonomi (a.l. anak terlantar dan anak jalanan)
17.  Anak korban kekerasan fisik dan psikis dalam keluarga
18.  Anak korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang dan zat adiktif lainnya (NAZA
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.