Takut bertindak kerapkali disebabkan besarnya keinginan untuk bisa "instan" berhasil "sekali jadi". kalau seorang berlapang dada, tidak keberatan "berkali-kali baru jadi". ketakutan itu akan hilang jika tindakan anda salah atau meleset, tinggal diulang lagi dengan cara yang lebih baik. sadarilah walaupun meleset atau keluru, satu tindakan yang kongkret bahkan lebih ampuh dari pda tidak sama sekali. seperti kata Henry Ford "tidak bertindak seringkali malah lebih buruk daripada keliru bertindak", ajaibnya kalau sudah bertindak kadang-kadang rintangan yang menghadang kita malah hilang sendiri.
Sewaktu Nur Huda, pekerja Garmen di Bandung, memutuskan ingin mulai berdagang, rintangan pertama justru muncul dari kerabat terdekat. mereka menentang kenekatanya, aaplagi modalnya yang cuma Rp. 320.000,- hanya pas-pasan untuk dagangan serba sederhana. bagaimana dia bisa bertahan? tapi Nur Huda sudah bulat hati akan berjualan cendol. dia langsung bertindak kelaur dari pabrik tempatnya bekerja, lalu berbelanja bahan-bahan cendol ke pasar. selesai membuat cendol, Nur Huda memuatnya ke atas Gerobak. Lucunya, dia bingung sendiri mau didorong kemana gerobak itu sebab sseumur-umur dia memang tidak pernah berjualan keliling...!
Karena tidak tahu hendak bagaimana, Nur Huda lagi-lagi mengambil tindakan Nekat. tak tentu arah, didoronglah gerobaknya menikuti rute angkutan kota jurusan Tegalega Cimahi. pokonya asal jalan saja bersama gerobaknya, akibatnya dia nyaris kesasar sampai keluar kota.
Awalnya Nur lebih sering pulang dengan cendol yang belum terjual. namun, ia tidak pernah kapok, dan selalu mengawali pagi berikutnya dengan actions lagi, lagi dan lagi. semua dilakukanya dengan tekun. sisa uang hari sebelumnya digunakan untuk berbelanja bahan segar di pagi buta, lalu ia mulai meracik bahan-bahan itu menjadi cendol dan ia pun berangkat berkeliling. Resepnya terus disempurnakan mengikuti saran-saran langgananya. cendolnya tambah laris. belakangan Nur Huda juga memperoleh lokasi permanen utnuk mangkal berjualan. sehingga dia tak perlu lagi mendorong gerobak berkeliling, jadilah sekarang para pecinta cendol yang mendatangi tempat mangkal nur huda.
tapi ia tidak puas berhenti di situ...!
kenekatanya yang kedua berlanjut ketika memutuskan hijrah ke Jakarta. walaupun sudah berhasil menjadi pedangang cendo laris di Bandung, dia bercita-cita menjajal peruntunganya di Ibu Kota. Nur tidak mau "main Aman-aman saja". ebenarnya dia tidak tahu menahu bagaimana peluangnya, seperti apa selera orang disana dan sebagainya.
Dia cuma melihat banyak orang sukses di Jakrta, sehingga ia merasa bahwa dia sendiri juga pasti bisa. tanpa kelamaan mempertimbangkan ini itu, ia menamatkan keraguanya degnan tindakan. Tahun 1996 Nur Huda meninggalkan Bandung dan Nekat bergegas ke Ibu Kota.
Sampai di Jakarta, Bagaimana selanjutnya..??
Karena tidak tahu harus berbuat apa, namanya pedagang cendol, jadi ya.. dia mulai mendorong gerobak cendolnya lagi, persis sewaktu pertama kali "nyasar-nyasar di Bandung" saat belum punya apa-apa, ketika cendolnya belum dikenal siapa-siapa? meskipun berarti segalanya kembali dari nol lagi, tapi POKOKNYA DIA BERTINDAK. bulan demi bulan berlalu, dia mulai menandai daerah-daerah yang pembelinya Potensial. seiring kemahuanya, dia menabung dan membeli lapak untuk mangkal jualan. lalu membuka cabang disana-sini> daganganya ia namai dengan "Es Cendol Gading Asli bandung" omzetnya juga sudah berlipat-lipat, bahkan di beberapa tempat bisa mencapai Rp. 1 Juta Perhari. Kini dagangan Cendol Nur Huda sudah bertumbuh pesat, jaug lebih besar daripada gerobak dorong yang dirintisnya dulu. bisnisnya dia kembangkan dengan sistem Warabala (Franchise) dan trik penjualanya tersebar hingga puluhan lokasi. ini adalah minuman cendol pertama yang dikembangakan secara warabala di indonesia-bahkan di dunia.
Karena tidak tahu harus berbuat apa, namanya pedagang cendol, jadi ya.. dia mulai mendorong gerobak cendolnya lagi, persis sewaktu pertama kali "nyasar-nyasar di Bandung" saat belum punya apa-apa, ketika cendolnya belum dikenal siapa-siapa? meskipun berarti segalanya kembali dari nol lagi, tapi POKOKNYA DIA BERTINDAK. bulan demi bulan berlalu, dia mulai menandai daerah-daerah yang pembelinya Potensial. seiring kemahuanya, dia menabung dan membeli lapak untuk mangkal jualan. lalu membuka cabang disana-sini> daganganya ia namai dengan "Es Cendol Gading Asli bandung" omzetnya juga sudah berlipat-lipat, bahkan di beberapa tempat bisa mencapai Rp. 1 Juta Perhari. Kini dagangan Cendol Nur Huda sudah bertumbuh pesat, jaug lebih besar daripada gerobak dorong yang dirintisnya dulu. bisnisnya dia kembangkan dengan sistem Warabala (Franchise) dan trik penjualanya tersebar hingga puluhan lokasi. ini adalah minuman cendol pertama yang dikembangakan secara warabala di indonesia-bahkan di dunia.
Semua dimulai dari serangkaina Tindakan yang langsung diwujudkan tanpa menunda-nunda, walau masih deselimuti ketidakpastian, ketidaktahuan dan keterbatasan.
Sebenarnya banyak orang yang lebih hebat dari saya. Satu-satunya yang menghalangi mereka adalah takut gagal"
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami