Reses DRPD Jatim Di Lamongan Jadi Ajang Curhat Penanganan Banjir di Lamongan
Kabarlamongan.com : Lamongan – Permasalahan banjir tahunan di wilayah Lamongan dan Gresik yang menjadi kawasan DAS (Daerah Aliran Sungai) Bengawan Solo masih menjadi momok bagi warga setempat. Sejumlah kecamatan dan desa setiap tahun ketir-ketir.Bupati Lamongan HM Fadeli secara khusus meminta dukungan kepada anggota DPRD Jawa Timur dari Daerah Pemilihan Jatim X (Lamongan-Gresik) yang sedang reses pekan lalu.
Bupati Lamongan Fadeli secara resmi menyerahkan dokumen aspirasi warga Lamongan kepada DPRD Jawa Timur agardiperjuangkan dalam program Pemprov Jawa Timur. Aspirasi wargaLamongan itu diterima langsung Anggota DPRD Jatim Kodrat Sunyoto dari Fraksi Partai Golkar. “Banyak usulan yang disampaikan BupatiLamongan kepada kami, tentunya ini menjadi perhatian penting kami di DPRD Jatim untuk segera merealisaikan,” kata Kodrat Sunyoto, kemarin.
Beberapa usulan yang terpenting adalah masalah penanganan banjir tahunan di wilayah DAS Bengawan Solo. Dimana Lamongan ini menjadi langganan banjir dan mengorbankan banyak warganya. Selama ini, kata Kodrat, penanganan masih belum maksimal. Karena keterbatasan kewenangan pemerintah daerah, dengan pemprov atau dengan pemerintah pusat. “Seperti pembebasan lahan yang akan dibuat waduk disekitar Bengawan Solo, itu tidak gampang karena Bengawan Solo adalah wilayah pusat. Masalah kewenangan ini yang diharapkan pakbupati segera ada jalan keluar. Agar pembangunan untuk mencegah banjir bisa dilakukan dengan cepat,” kata Kodrat.
Di Lamongan, kata Kodrat, banyak desa yang selalu banjir ketika musim hujan tiba. Seperti Desa Karanganom, Sukorejo, Sumowinangun dan Desa Ketapangtelu di Kecamatan Karangbinangun. Kemudian Desa Kepudibener, Desa Pomahan Janggan dan Desa Putat Kumpul yang ada di Kecamatan Turi. Dua lainnya adalah Desa Bojoasri dan Desa Gambuhan yang masuk wilayah Kecamatan Kalitengah. “Bahkan awal tahun lalu, Desa Karanganom, Kecamatan Karangbinangun, ada tiga madrasah yang gedungnya terendam banjir. Sedangkan, di Desa Sukorejo, kecamatan yang sama, beberapa ruang kelas madrasah setempat juga tergenang hingga ketinggian 20 cm,” urainya.
Menurut Kodrat, sarana publik seperti sekolah dan Rumah Sakit menjadi perhatian utama agar Banjir tidak lagi mampir ke tempat tersebut. Kemudian, lahan-lahan produktif milik masyarakat sebagai tempat mata pencaharian juga harus ditangani serius mulai sekarang. “Saat saya reses, banyak warga yang kuatir kebanjiran ketika musim hujan tiba. Nah tugas kita di DPRD bersama pemprov Jatim untuk segera menanganinya tanpa harus terbentur urusan pembagian kewenangan yang itu justru membuat pembangunan tidak selesai-selesai,” pintanya.
Sementara itu, ditambahkan Kodrat, antisipasi penangan banjir selain di Lamongan juga perlu dilakukan di wilayah Gresik. Meski tidak begitu banyak wilayah yang terancam Banjir, namun Gresik juga selalu menjadi langganan banjir tahun akibat luapan sungai bengawan Solo. Wilayah Gresik yang kerap menjadi langganan banjir antara lain wilayah Gresik utara, seperti Dusun Nongkokerep Desa Bungah Kecamatan Bungah. Disitu beberapa rumah warga yang dekat dengan di bantaran Bengawan Solo selalu tergenang banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo. Sebab, debit air meningkat yang dipicu curah hujan yang semakin tinggi. “Kami perjuangkan bersama-sama, agar tahun depan di Gresik banjir bisa diperkecil,” pungkasnya. (ding)


0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami