![]() |
Ilustrasi |
Selain keberadaan rumah karaoke keluarga, Nirwana Audio Visual (NV) Xpress dilarang beroperasi, warung remang – remang yang biasanya dipakai mangkal perempuan – perempuan menantang juga menjadi pengawasan ketat Pemkab Gresik.
Ternyata, kini Lamongan menjadi pilihan mangkal mereka yang biasa di Gresik. Banyaknya rumah karaoke dan kafe di Lamongan menjadi alternatif pilihan bagi purel, atau pramusaji.
Mereka tidak hanya mendaftar di kafe dan karaoke di dalam kota, seperti Rasa Sayang, Mas Pie dan Sporing.
Namun juga menyebar di tempat karaoke yang berada di beberapa Kecamatan, diantaranya di Sukodadi, Kembangbahu, Mantup dan warung remang – remang di beberapa tempat.
”Di kota Gresik tidak ada tempat lagi seperti kami yang kerja untuk mencari nafkah,”aku Lia, purel asal Gresik kepada media Jumat malam Praktis kepindahannya mangkal di tempat karaoke di Lamongan sejak Gresik semakin ketat dan NAV ditutup paksa.
”Kami di Gresik juga kerjanya free layn,”ungkapnya.
Diakaui sejumlah purel pindahan asal Gresik, kerja di tempata karaoke di Lamongan merasa nyaman. Masalahnya rumah karaoke dan kafe yang ada mendapatkan ijin resmi.
Tentu adanya purel di tempat karaoke itu juga bebas dalam artian tidak takut dikejar – kejar petugas dengan alasan karaoke tidak berijin.
"Kalau razia itu wajar saja, tapi tempat kerjanya jelas dan kontinyu,”ungkap perempuan yang mengaku bernama Vevi.
Alasan lain, Lamongan masih bisa dijangkau setiap malam PP. Dan tidak perlu biaya kos.(Surya)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami