Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Jangan Remehkan Ijazah Maarif

Kamis, 04 April 2013

Ilustrasi Ijazah Maarif
Kabarlamongan.com, Lamongan- Tak dapat dipungkiri, sampai saat ini masih ada sebagian orang NU yang belum yakin dengan manfaat  ijazah keluaran Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU. Karena belum yakin, kadang sampai ada kepala sekolah yang ogah-ogahan mengikutkan para muridnya ke dalam ujian yang diselenggarakan LP Ma’arif NU.

Tidak hanya alasan tersebut, dibekukannya kepengurusan PC. LP. Maarif NU yang dipimpin oleh Drs. Imam Ghozali dan menunjuk Maarif pimpinan Drs. H. Sisyanto oleh Caretaker juga menjadi alasan bagi beberapa orang menganggap ijazah Maarif tidak bermanfaat.

Salah seorang guru Madrasah Ibtidaiyah yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa pihaknya masih loyal kepada Maarif yang lama walaupun sudah dibekukan oleh Caretaker. “Kalaupun ijazah Maarif lama tidak berlaku, toh apa sih manfaatnya ijazah Maarif,” terangnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi wartawan Tabloid Maarif NU, Wakil Ketua PW. LP. Maarif NU jawa Timur, Drs. H. Faqih Arifin, MM menjelaskan bahwa orang yang berjuang denga ikhlas dan berpandangan jauh ke depan, justru ia akan mencari ijazah keluaran LP Ma’arif NU. Mengapa? “Karena pada saat tertentu, ia akan membutuhkan ijazah itu untuk pembuktian identitas dirinya secara legal,” tegasnya.

Cak Qih, sapaan akrab Drs. H. Faqih Arifin, MM mencontohkan pembuktian itu selalu dibutuhkan dalam keadaan tertentu. Misalkan untuk maju dalam pencalonan kepada desa, menjadi pengurus partai, perebutan rektor di perguruan tinggi, sampai perebutan jabatan tinggi negara, pada saatnya akan dibutuhkan pembuktian identitas secara legal tertulis.

“Dalam konteks ini ijazah LP Ma’arif akan dibutuhkan dan menjadi bukti yang tak akan terbantahkan,” jelasnya.

Sampai saat ini, menurut beliau, masih banyak orang berpikiran keliru tentang ijazah. Dikira ijazah hanya dipergunakan untuk keperluan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan untuk mencari pekerjaan, selebihnya tidak ada. Padahal masih ada fungsi lain, yang kadang bernilai jauh lebih penting, lebih strategis dan sangat menentukan.

Selain itu, beliau menceritakan bahwa lembaga pendidikan di Malaysia dapat menerima pendidikan tanpa melakukan tes apapun dengan alasan mempunyai ijazah Maarif NU. Atau misalkan dalam pemilihan rektor. Ketika pesaing memiliki banyak nilai yang sama, mulai dari tempat asal pendidikan, lama pengabdian, pangkat, pengalaman, aktifitas di NU, dlsb, semuanya memiliki angka yang sama.

“Kalau kondisi sudah kepepet seperti itu, mau cari bukti apa?” terangnya. “Di situ, ijazah LP Ma’arif yang katanya kurang berguna itu akan memegang nilai penting,” tambahnya.

Pada akhir pembicaraan, beliau menjelaskan bahwa jika ideologi kita menganut paham nahdliyin, seharusnya harus patuh terhadap semua yang ditetapkan oleh lembaga. “Siapapun ketuanya, kalau memang sudah mendapat amanat dari NU (Caretaker) kita harus mengikutinya,” tandasnya.

“Kalau memang tidak mau ikut ketetapan itu, silahkan keluar dari organisasi,” pungkasnya. (Zen)
Share this Article on :

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Eleng..eleng .....,sidiq, amanah,tablig,fatonah....mngkin tak bnyak orang yg tahu kelakuan kita...tapi gusti allah ngerti.....

Adi mengatakan...

siapa yang tanya?
Semua orang tahu Allah Maha mengetahui

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.