Hal tersebut diungkapkan oleh anggota tim verifikasi peserta KLB PSSI, Sefdi Syaifudin. Seperti yang dilansir Wearemania, Sefdi mengungkapkan Arema tidak dapat mengikuti KLB karena telah mengalami dualisme sebelum KLB PSSI Solo digelar.
"Akibatnya, voters yang akan hadir di KLB hanya berjumlah 100 peserta. Sebenarnya, masalah pendelegasian Arema sudah muncul sejak KLB PSSI di Solo, 9 Juli 2012," ungkap Sefdin.
"Ketika itu, Arema sudah dilanda dualisme. Sehingga, hak suaranya digugurkan dalam kongres tersebut. Alhasil, delegasi dari klub Indonesia Super League (ISL) yang hadir dalam KLB mendatang, hanya berjumlah 15 klub dan bukan 16."
Sementara itu, Tim verifikasi peserta Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 17 Maret memutuskan Persija yang berhak menjadi voter dalam KLB adalah Persija Jakarta yang diketuai oleh Ferry Paulus.
Keputusan itu memastikan Jakarta FC, yang mengikuti kompetisi Indonesian Premier League (IPL), dipastikan tidak dapat mengikuti KLB PSSI.
"Persija yang datang di KLB Solo adalah Tony Tobias. Dalam perjalanan ada musyawarah anggota pada 2012, terpilih pengurus Ferry Paulus sebagai penerus Persija asli di Solo," kata Sefdin Syaifudin, anggota tim verifikasi.
"Yang punya suporter siapa, yang eksisting siapa," imbuhnya.
Sementara itu, untuk Pelita Jaya yang kini berganti nama menjadi Pelita Bandung Raya (PBR), juga tidak ada masalah. Menurutnya, pergantian nama itu terjadi hanya karena ada perubahan kepemilikan.
"Sama dengan saya beli klub X, saya jadi Dirut atau CEO. Otomatis, perubahan kepemilikan saja. Pelita tetap, hanya ganti nama saja. Soal pemilik ganti rumah pindah itu masalah teknis," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami