KH Anwar Zahid dalam satu ceramahnya bercerita, dirinya pada suatu saat
mengisi pengajian di suatu kampung dan diminta untuk menjadi imam shalat
Tarawih.
Karena masih ada sosok kiai sepuh ia pun menghormati beliau untuk mengimami. Shalat sunnah dimulai.
Saat
membaca surat al-Fatihah dengan fasih dan lancar. Bakda Fatihah imam
melafalkan, “wama….” Kiai asal Bojonegoro ini hendak membantu terusan
lafal dari imam tetapi ia bingung lanjutan "wama" yang kiai sepuh itu
maksud.
Imam pun mengulang kata "wama" berkali-kali, tapi juga
tidak ada lanjutan-lanjutannya. Saking kesalnya makmum dari kalangan
anak-anak dari shaf paling belakang bersoloroh,”Qulhu ae Lek!”.
Maksudany, Qulhu saja,Pak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami