Tabungan Macet, Ratusan Guru Sepakat Lapor Polisi

Mojokerto- Buntut molornya pencairan Tabungan Hari Raya (Tahura) senilai Rp2 miliar, ratusan angota Koperasi Harapan, koperasi guru di wilayah Kota Mojokerto mengancam akan melaporkan pengurus koperasi ke pihak kepolisian.

Koordinator guru wilayah Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, pengurus koperasi beberapa kali menjanjikan akan segera mencairkan Tahara namun hingga kini belum juga teralisasi. ''Janji para pengurus selalu meleset,'' ungkapnya, Rabu (05/09/2012).

Menurutnya, ratusan guru anggota Koperasi Harapan tersebut sepakat untuk melaporkan pengurus koperasi ke pihak kepolisian. Hal tersebut dilakukan setelah beberapa kali para pengurus koperasi selalu berbelit saat dimintai kepastian waktu pencairan.

''Mereka hanya berjanji tanpa kejelasan kapan cair, mereka hanya mengatakan jika pinjaman bank cair maka tabungan akan dicairkan namun tidak pernah jelas kapan. Cukup sudah toleransi yang kami berikan. Kita sepakat untuk melaporkan ini ke polisi karena kita nilai lebih efektif,'' katanya.

Sementara itu, Sekretaris Koperasi Harapan, Sucipto mengatakan, jika tidak ada alasan yang mendasar para anggota koperasi tersebut melaporkan ke polisi. ''Kami sama sekali tidak menyelewengkan Tahara, kita tidak pernah menjanikan pencairan Tahara. Jika macet itu karena pengajuan pinjaman bank belum disetujui,'' jelasnya.

Tahara akan dibagikan, lanjut Sucipto jika pinjaman dari bank terealisasi. Menurutnya, Bank Jatim dan Bank Saudara yang semula menjanjikan memberikan pinjaman ternyata belum bisa merealisasikan sehingga pihaknya mencari pinjaman uang segar dari bank lain.

Sebelumnya, Bendahara Koperasi Harapan, Sudarmaji menjelaskan jika aset yang dimiliki Koperasi Harapan mencapai Rp17,7 miliar namun karena banyak yang piutang. Piutang sendiri dari para guru di Kota Mojokerto.