Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Kekeringan, Petani Batu Hentikan Ekspor Kentang ke Singapura

Kamis, 06 September 2012


Musim kemarau tampaknya membuat petani Desa Sumberbrantas Kota Batu  terpaksa harus menghentikan ekspor 52 ton kentang per minggu ke Singapura. Apalgi mayoritas petani Batu menggunakan sistem sawah tadah hujan, sehingga pada musim kekeringan hujan tak kunjung turun dan kualitas kentang merosot.

“Akibat musim kemarau, sistem pengairan menjadi terhambat dan tanaman diserang hama. Otomatis kentang yang kekurangan air ukurannya menjadi kecil dan kualitasnya jelek sehingga ekspor dihentikan sementara,” tutur juru bicara kelompok tani (poktan) Mitra Arjuna, Syamsul Munir, Rabu (5/9/2012).

Menurutnya, hanya sedikit petani di Batu yang memakai pipanisasi untuk sistem pengairan. Akibatnya, pada musim kemarau lahan menjadi kurang teraliri air. Namun pengalihan system pengairan tadah hujan menjadi pipanisasi juga dinilai masih sulit. Karena wilayah Desa Sumberbrantas yang memiliki ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl),
pertaniannya lebih bagus dengan konsep tadah hujan. “Pipanisasi juga membutuhkan biaya besar, sementara bantuan dari pemerintah masih minim,” tegas Syamsul.

Kendati begitu, petani Batu masih tertolong dengan pasar lokal seperti pengiriman ke Jawa Barat dan Jakarta. Apalagi harganya kini naik dari biasanya Rp 3 ribu per kilogram menjadi Rp 6 ribu per kilogram. "Beberapa daerah penghasil kentang produksinya terganggu. Karena itulah harga ikut naik,” ujarnya mengakhiri wawancara.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.