Penyebabnya, dua kubu elite yang bertikai di tataran pengurus provinsi tak ingin mematuhi keputusan Dewan Hakim.
Dalam Sidang Dewan Hakim, Ahad (9/9) dini hari, panitia merevisi keputusan Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia (BAORI) dengan menyatakan kubu Toni Aprilliani hanya boleh menjadi manajer sepak bola dan futsal Jabar, dan mengambil alih posisi Sukowiyono yang tidak boleh mengirim tim ke PON.
Jika tidak mau mematuhi aturan ini, panitia pelaksana akan mengambil langkah tegas hingga pengeluaran alias diskualifikasi terhadap tim futsal dan sepak bola Jabar.
"Sesuai dengan keputusan Dewan Hakim, jika tidak dipatuhi, tim PON sepak bola dan futsal Jabar terdiskualifikasi," kata Ketua Panitia cabor sepak bola PON 2012 Satar Thaher.
Ancaman itu pun dipertegas Wakil Ketua II KONI bidang Organisasi Sudirman. Menurut salah satu dari empat dewan hakim yang merapatkan hal tersebut, putusan tersebut sifatnya final dan mengikat serta tidak bisa dibanding. "Panitia pelaksana harus tegas. Jangan biarakan hal yang tidak sesuai aturan bisa berjalan," timpal Sudirman.
Meski tampak bertentangan dengan keputusan BAORI, namun Dewan Hakim sebetulnya memakai pertimbangan BAORI juga. Dewan Hakim menilai kubu Toni tetap sah. Namun karena mereka tak juga mengirim tim, hingga laga terakhir kualifikasi sepak bola, kemarin, panpel harus melakukan revisi.
"Yang membuat tim PON sepak bola dan futsal dari Pengprov versi Toni tidak sah karena mereka terlambat sampai Riau dan tidak mengikuti screening," kata Sudirman.
Lagipula, sambungnya, banyak pemain tim PON sepak bola dan futsal dari Pengprov Toni yang sudah pindah dan main untuk tim PON sepak bola dan futsal dari Pengprov Sukowiyono.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami