Beswan Djarum Surabaya Luncurkan Inovasi Budidaya Cacing
Minggu, 09 September 2012
Mojokerto- Setelah menerima berbagai soft skill, Beswan Djarum (penerima program Djarum Beasiswa Plus, red) menggagas sebuah program Community Empowerment Project. Program tersebut merupakan salah satu bentuk pengabdian Beswan Djarum kepada masyarakat dengan memberikan solusi terhadap berbagai bentuk masalah sosial dan ekonomi. Tingginya angka kemiskinan yang berbanding lurus dengan pengangguran merupakan permasalahan sosial yang belum terpecahkan. Seperti di Dusun Kandangan, Desa Kertosari, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu contoh nyata yang membutuhkan solusi baik masalah sosial maupun lingkungan.
Di Dusun Kandangan, sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai peternak sapi. Mereka kurang peduli dan tidak memiliki kemampuan untuk dapat mengolah limbah kotoran ternaknya sehingga menimbulkan masalah di lingkungan sekitar. Mereka membuang kotoran sapi ke sungai dan berakibat pencemaran air sungai, polusi udara yang ditimbulkan juga mengganggu kenyamanan warga.
Hal tersebut tentunya memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. untuk itu, pada Desember 2011 lalu, Beswan Djarum menggagas sebuah ide ''Best Worm from Beswan'' dengan tujuan untuk mengelolah kotoran sapi melalui pembudidayaan cacing. Karena cacing dinilai memiliki peluang besar untuk dikembangkan dan diolah menjadi produk industri rakyat berupa intergrated farming.
Secara signifikan dapat membantu menyerap tanaga kerja dan secara makro dapat pula meningkatkan perekonomian masyarakat menjadi multiplayer effect sehingga mampu mendorong terwujudnya masyarakat yang mandiri. Program ini akan dilaksanakan secara berkala dan berlanjutan.
Di Dusun Kandangan, Beswan Djarum menggandeng sebuah lembaga sosial keagamaan, Yayasan Mustoko A Amin, Pondok Sosial Yatim sebagai partner, karena dinilai memiliki peternakan sapi terbesar di Desa Kertosari. Dari riset serta survei di lokasi yang telah dilakukan, ada lima spesies cacing yang dipilih untuk dibudidayakan.
Ketua Beswan Djarum Surabaya angkatan 27, Mochammad Reizza Al Ariyah menjelaskan, jika budidaya cacing tersebut bermula saat kotoran sapi meresahkan warga sekitarnya. ''Saat akan dibuang dan dibongkar, ternyata ada cacing karena sebelumnya kita ada pengolahan sampah sehingga kita berupaya untuk mengubah hal negatif ini menjadi berarti dan bisa dikembangkan menjadi interplener,'' ungkapnya, Minggu (09/09/2012) tadi siang.
Dari lima spesies cacing tersebut hanya tiga spesies cacing yang dinyatakan sesuai untuk dikembangbiakkan secara sektor usaha berkelanjutan, yakni cacing merah (lumbricus rubbelus), cacing tiger (eisenia feotida) dan cacing african ninghy crawler. Tak hanya itu, Beswan Djarum juga mengembangkan alat pengering cacing Conan Driyer Worm (CDW) dan Oven Air Dryer (OAD) sebagai proses pembuatan cacing menjadi bahan dasar industri.
''Ada tiga jenis cacing yang dilakukan pembudidayaan, cacing basah bisa digunakan untuk bahan pengobatan, cacing kering dari cacing yang digiling dan dijemur bisa direbus diambil airnya untuk pengobatan serta dalam bentuk pupuk. Ini masih memerlukan penyempurnaan dengan melibatkan warga sekitar, untuk langkah selanjutnya akan memperkenalkan ke masyarakat jika ada pusat pembuatan pupuk dari cacing,'' jelasnya
Sementara itu, Program Director Djarum Foundation, Primadi H Serad menjelaskan, jika tahun ini ada 504 Beswan Djarum dari 33 propinsi di 34 kota. ''Program lokal ini ada di 34 lokasi se-Indonesia jadi selama satu tahun, mereka akan diberikan soft skill, pelatihan dan ketrampilan lunak, wawasan pancasila, membentukan karakter pancasila, membentuk pemimpin, menulis dengan baik,'' katanya.
Menurutnya, para mahasiswa yang secara intelektual sudah baik akan sayang jika tidak diimbangi soft skill yang baik. Diharapkan, mereka bisa memberikan bakti kepada masyarakat, tidak hanya bantuan tapi nantinya akan mandiri karena dalam satu tahun, mereka akan tinggalkan sehingga diharapkan masih terus jalan secara sendiri. Beswan Djarum Surabaya angkatan 27 ini berasal dari lima universitas yang ada di Jawa Timur, Unair, ITS, IAIN Sunan Ampel, UPN dan Universitas Turnojoyo Madura (UTM).
Pihaknya berharap, dengan menggandeng Yayasan Sosial Mustoko Al-Amin bisa menjadi cikal bakal sosialpreneur di bidang budidaya cacing berbasis riset yang mandiri sehingga kedepannya terdapat banyak yayasan yang mampu menciptakan kemandirian bagi santri. Djarum Foundation akan terus mendorong program tersebut hingga mampu menjadi salah satu sektor komoditi ekspor bagi perekonomian Indonesia.
Program yang dijalankan Beswan Djarum ini, tak hanya berhenti di Mojokerto saja namun secara serempak juga tengah berjalan di beberapa daerah di Indonesia. Aksi Beswan Djarum ini untuk terjun dan melibatkan diri secara langsung ke masyarakat sebagai bentuk pengabdian yang nyata dalam membantu memecahkan permasalahan sosial dan ekonomi yang sedang dihadapi masyarakat di sekitarnya.
Lebih lanjut, program Communit Empowerment ini diharapkan dapat menginspirasi banyak pihak untuk dapat bersatu dalam tekat, di tengah kebhinekaan untuk berupaya mewujudhkan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami