Berbagai mitos mengelilingi organ vital perempuan atau wanita. Satu di antaranya selaput darah yang pecah saat berhubungan seks pertama kali akan kembali menutup bila tak melakukan kegiatan itu untuk beberapa waktu yang lama. Faktanya tak demikian.
Ada pula informasi yang menyatakan soal ejakulasi pada perempuan. Namun komunitas kedokteran masih belum bisa menentukan kebenaran informasi tersebut.
Namun, hormon seorang perempuan akan mengalami perubahan setelah ia melewati masa persalinan dan menyusui, pertambahan umur, serta menopause. Kondisi itu mengakibatkan vagina kering.
"Estrogen membantu menjaga vagina tetap sehat dan terlubrikasi," kata Dr. Courtney Leigh Barnes, seorang ginekolog di University of MissouriBarnes dilansir MyHealthNewsDaily.
"Ketika level estrogen menurun, vagina bisa menjadi kering dan bahkan bisa menjadi sumber rasa sakit," lanjutnya.
Para pakar mengatakan bahwa melakukan seks bisa mencegah vagina menjadi tipis dan ketat. "Aktivitas seksual vagina yang aman bisa menjaga organ intim ini sehat dan terdilatasi," kata Barnes.
Untuk membantu aktivitas seksual lebih nyaman, Barnes menyarankan penggunaan lubrikan. Jika perempuan mengalami kekeringan dan ketidaknyamanan yang ekstrem, ia dapat menggunakan terapi hormon dalam bentuk pil, koyo, cincin vagina, atau krim.
"Ada sejumlah risiko terhadap jenis tertentu dari terapi hormon," Barnes mengingatkan.
"Jadi penting bagi perempuan untuk mendiskusikan hal ini dengan dokter sebelum membuat keputusan untuk menggunakannya," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami